HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL TRIMESTER
III DI PUSKESMAS CARANGKI KEC. TANRALILI KAB. MAROS
Riska Arianti¹, Magdalena R², Jamila Kasim³
¹ STIKES
Nani Hasanuddin Makassar
² STIKES
Nani Hasanuddin Makassar
³ STIKES
Nani Hasanuddin Makassar
ABSTRAK
Status gizi adalah
ekspresi dari keadaan keseimbangan zat gizi dalam bentuk variabel tertentu,
perwujudan dari nutrient dalam bentuk variabel tertentu atau keadaan tubuh
seseorang sebagai akibat penggunaan konsumsi makanan dan zat-zat gizi oleh
tubuh. Tujuan penelitian untuk
mengetahui hubungan pengetahuan dengan status gizi ibu hamil trimester III di
Puskesmas Carangki Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif,
desain penelitian Deskriptive Analitik dengan pendekatan Cross sectional, populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester III yang ada di puskesmas Carangki Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling dengan jenis purposive sampling,
didapatkan 31 responden sesuai kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan koesioner. Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan
dianalisis menggunakan komputer program microsoft excel dan program statistik
(SPSS) versi 16.0 dengan uji chi-square
dimana tingkat kemaknaannya
= 0.05. Hasil analisis bivariat
didapatkan hubungan antara pengetahuan dengan status gizi ibu hamil trimester
III (p = 0.005). Kesimpulan dalam
penelitian ini adalah terdapat hubungan antara pengetahuan dengan status gizi
ibu hamil trimester III. Saran, sebagai tenaga kesehatan agar tetap
meningkatkan pemberian informasi kepada pasien tentang gizi yang baik selama kehamilan.
Kata Kunci: Pengetahuan, status gizi.
PENDAHULUAN
Masa kehamilan
merupakan masa terjadinya stres fisiologi pada ibu hamil karena masa
penyesuaian tubuh ibu terhadap perubahan fungsi tubuh. Diet ibu hamil
sebenarnya sama dengan pada ibu yang tidak hamil, namun kualitas dan
kuantitasnya harus ditingkatkan melalui pola makan dengan kebiasaan makan yang
baik. Pola makan dan kebiasaan makan yang baik adalah menu seimbang dengan
jenis makanan yang bervariasi (Rahmawati L, 2015).
Selain penting bagi
masyarakat pada umunya seperti balita atau orang dewasa, gizi juga sangat
penting bagi perempuan yang sedang mengandung. Sebab kecukupan gizi bakal
sangat berpengaruh pada kesehatan ibu maupun janinnya. Sebab saat hamil,
metabolisme energi meningkat sehingga meningkat pula kebutuhan gizi dan energi
(Suryani R& Thirna R, 2014).
Seorang ibu hamil
memerlukan asupan gizi yang cukup untuk dirinya dan bayi yang dikandungnya, sehingga
kebutuhan gizinya lebih tinggi dibandingkan saat belum hamil. Jika seorang ibu
hamil mengalami kekurangan asupan gizi, maka akan menyebabkan kelainan pada janin. Demikian pula
sebaliknya, bila ibu hamil kelebihan gizi, maka hal ini tidak baik bagi pertumbuhan
janinnya. Oleh karena itu, ibu hamil harus memiliki pengetahuan gizi dasar yang
diperlukan untuk menunjang kesehatannya (Fathonah S, 2016).
Pengetahuan yang
dimiliki oleh seorang ibu akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dan
juga akan berpengaruh pada perilakunya. Ibu dengan pengetahuan gizi yang baik,
kemungkinan akan memberikan gizi yang cukup bagi bayinya. Hal ini terlebih lagi
kalau seorang ibu tersebut memasuki masa ngidam, di mana perut rasanya tidak
mau diisi, mual dan rasa yang tidak karuan. Walaupun dalam kondisi yang
demikian jika seseorang memiliki pengetahuan yang baik maka ia akan berupaya
untuk memenuhi kebutuhan gizinya dan juga bayinya (Kristiyanasari W, 2010).
Ibu hamil yang
mengalami kekurangan nutrisi selama kehamilan, mempunyai resiko kesakitan yang
lebih besar terutama pada trimester III kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil
normal. Akhirnya mereka mempunyai resiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi
BBLR, prematur, kematian saat persalinan, perdarahan, pasca persalinan yang
sulit karena lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan (menurut Riskasdes
dalam Padila, 2014).
Makanan atau gizi ibu
hamil yang kurang akan sangat berpengaruh pada berat badan lahir rendah (BBLR).
Bahkan bila dinyatakan BBLR kemungkinan bayi tersebut meninggal, 17 kali lebih
tinggi dibanding bayi lahir normal (Suryani R& Thirna R, 2014).
Badan kesehatan dunia WHO bahkan menganjurkan jumlah tambahan
energi sebesar 150 Kkal sehari pada trimester I, 350 Kkal sehari pada trimester
II dan III. Di Indonesia, bila mengacu pada Widya karya Nasional Pangan dan
Gizi ditentukan angka 285 Kkal per hari
selama kehamilan (Suryani R& Thirna R, 2014).
Setiap tahun di
perkirakan lahir sekitar 20 juta BBLR (WHO, 2003). Menurut WHO 17% dari 25 juta
persalinan pertahun adalah Bayi Berat
Lahir Rendah (BBLR) dan hampir semua terjadi di negara berkembang (DINKES,
2009). Kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) yang menunjukkan bahwa kualitas
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat itu masih rendah (Maryunani A, 2013).
Menurut data Survei
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, Angka kematian ibu (AKI) di
Indonesia sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup, Angka kematian Bayi (AKB)
sebesar 34 per pada 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan kesempatan global (Millenium
Develoment Goals/MDG’s 2000) untuk tahun 2015, diharapkan angka kematian ibu
menurun dari 228 pada tahun 2007 menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup dan
angka kematian bayi menurun dari 34 pada tahun 2007 menjadi 23 per 1000
kelahiran hidup (menurut DEPKES dalam Padila, 2014).
Cakupan Pelayanan
Kesehatan Ibu hamil K1 dan K4 di Indonesia pada tahun 2012 K1 96,84% dan K2
90,18%, tahun 2013 K1 95,52 dan K2 86,85%, tahun 2014 K1 94,99% dan K2 86,70%,
tahun 2015 K1 95,75% dan K2 86,48% dan Sulawesi Selatan 91,72% (Kemenkes RI,
2015).
Di Indonesia masih
ditemui masalah gizi yang terjadi pada ibu hamil antara lain ibu hamil yang
menderita Kekurangan Energi Kronik (KEK),
(Lingkar Lengan Atas < 23,5 cm ) masih tinggi yaitu 35% dari hasil
survei yang dilakukan terhadap ibu hamil paska sensus tahun 1999 dan 24% dari
hasil survei kesehatan pada tahun 2000 (Nurlaela, 2013).
Menurut hasil
penelitian yang dilakukan oleh Anastasia P. G. Goni tahun 2013 mengenai
Hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan status gizi selama kehamilan di
puskesmas Bahu kota Manado menyimpulkan bahwa
pengetahuan ibu hamil dengan status gizi mempunyai hubungan.
Pada tahun 2012
persentase K1 dan K4 ibu hamil di Kab Maros adalah 98% dan 92%, pada tahun 2013
K1 98,1% dan K2 96,3%, pada tahun 2014 K1 98% dan K2 92,6% (DINKES Kabupaten
Maros).
Berdasarkan data yang di peroleh dari Puskesmas Carangki
Kec. Tanralili Kab. Maros, bahwa jumlah kunjungan ibu hamil pada puskesmas
tersebut pada tahun 2013 adalah 452 kunjungan ibu hamil, pada tahun 2014 dengan
jumlah 287 kunjungan ibu hamil, pada tahun 2015 dengan jumlah 677 kunjungan ibu hamil, dan pada tahun 2016 bulan
januari sampai tanggal 20 September 2016 berjumlah 516 kunjungan ibu hamil. Adapun jumlah ibu
hamil pada bulan September yaitu 50 orang dan yang memasuki trimester tiga
sebanyak 34 orang.
Dimana pada bulan Januari-Desember 2015 ibu hamil yang
memiliki lingkar lengan atas < 23,5 cm sebanyak 20 orang dan pada bulan
Januari-Juli 2016 sebanyak 14 orang di Puskesmas Carangki Kecamatan Tanralili
Kabupaten Maros.
Oleh karena kurangnya pengetahuan mengenai status gizi yang
tepat selama kehamilan, untuk itu peneliti tertarik dan ingin melakukan
penelitian mengenai “Hubungan pengetahuan dengan status
gizi ibu hamil trimester tiga di Puskesmas Carangki Kecamatan Tanralili
Kabupaten Maros “.
BAHAN DAN
METODE
Lokasi, Populasi, dan
Sampel
Penelitian ini
menggunakan Deskriptive Analitik, dengan pendekatan Cross Sectional, dilaksanakan di Puskesmas
Carangki Kec. Tanralili Kab. Maros pada tanggal 14
Desember 2016 -14 Januari 2017.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester III di Puskesmas Carangki Kec. Tanralili Kab. Maros.
Adapun jumlah sampel yang digunakan sebanyak 31 responden yang
memenuhi kriteria inklusi dengan menggunakan teknik
nonprobability sampling.
Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan metode survei yaitu kuesioner untuk pengetahuan 20, dengan penilaian ya=2, dan tidak= 1, diukur
dengan skala Guttman. Sedangkan status gizi di ukur
berdasarkan LILA (lingkar lengan atas).
Pengolahan Data
a.
Editing data.
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali
kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada
tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul (Hidayat, A. A. A, 2014).
b.
Coding data
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang
terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila
pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Biasanya dalam pemberian
kode dibuat juga daftar kode dan arrtinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu
kode dari suatu variabel (Hidayat, A. A. A, 2014).
c.
Entri data
Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang
telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer, kemudian
membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel
kontigensi (Hidayat, A. A. A, 2014).
d.
Tabulasi Data
Tabulasi data
adalah membuat table-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang
diinginkan oleh peneliti.
Analisis data
a. Analisa
Univariat
Analisa univariat bertujuan untuk
menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian.
Bentuk analisis univariat tergantung dari jenis datanya.
b. Analisa
Bivariat
Analisis bivariat yang dilakukan terhadap
dua variabel yang di duga berhubungan atau tidak berhubungan. yang dilakukan
dengan uji Chi-Square (
) dengan nilai kemaknaan α = 0,05.
HASIL PENELITIAN
1.
Karakteristik Responden
Tabel.1 Distribusi
Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Ibu hamil Trimester III di Puskesmas
Carangki Kec. Tanralili Kab. Maros
Umur
|
Frekuensi
|
Persen (%)
|
15-20 tahun
|
5
|
16,1
|
21-30 tahun
|
16
|
51,6
|
31-40 tahun
|
10
|
32,3
|
Total
|
31
|
100.0
|
Berdasarkan tabel 1 diatas terlihat bahwa sebagian besar
responden berada pada golongan umur 21-30 tahun yaitu sebanyak 16 orang
(51,6%), diikuti dengan golongan umr 31-40 tahun yaitu sebanyak 10 orang
(32,3%) sedangkan paling sedikit responden berada pada golongan umur 15-20
tahun sebanyak 5 orang (16,1%).
Tabel 2 Distribusi Frekuensi
Responden
Berdasarkan Pendidikan Ibu
hamil Trimester III di Puskesmas Carangki Kec. Tanralili Kab. Maros
Pendidikan
|
Frekuensi
|
Persen (%)
|
SD
|
2
|
6.5
|
SMP
|
6
|
19,4
|
SMA
|
15
|
48,4
|
D3/ Sarjana
|
8
|
25,8
|
Total
|
31
|
100.0
|
Berdasarkan tabel 2
diatas terlihat bahwa sebagian besar responden mempunyai pendidikan SMA yaitu
sebanyak 15 orang (48,4%), diikuti dengan pendidikan D3/Sarjana sebanyak 8
orang (25,8%), selanjutnya SMP sebanyak 6 orang (19,4%) sedangkan yang paling
sedikit responden yang memiliki pendidikan SD sebanayak 2 orang (6,5%).
Tabel 3 Distribusi Frekuensi
Responden
Berdasarkan Pekerjaan Ibu hamil
Trimester III di Puskesmas Carangki Kec. Tanralili Kab. Maros
Pekerjaan
|
Frekuensi
|
persen (%)
|
IRT
|
24
|
77,4
|
PNS
|
4
|
12,9
|
Honorer
|
3
|
9,7
|
Total
|
31
|
100.0
|
Berdasarkan tabel 3 diatas terlihat
bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan kurang yaitu
sebanyak 17
orang (54,8%), dan sebagian kecil berpengetahuan cukup yaitu 14
orang (45,2%).
2.
Analisa Univariat
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu hamil Trimester III
di Puskesmas Carangki Kec. Tanralili Kab. Maros
Pengetahuan
|
Frekuensi
|
persen (%)
|
Kurang
|
17
|
54,8
|
Cukup
|
14
|
45,2
|
Total
|
31
|
100.0
|
Berdasarkan tabel 4 diatas terlihat bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan kurang yaitu sebanyak 17 orang (54,8%), dan sebagian kecil berpengetahuan cukup yaitu 14 orang (45,2%).
Tabel 5 Distribusi
Frekuensi
Responden Berdasarkan Status Gizi Ibu hamil
Trimester III
di Puskesmas
Carangki Kec. Tanralili Kab. Maros
Status Gizi
|
Frekuensi
|
persen (%)
|
Cukup
|
18
|
58,1
|
Kurang
|
13
|
41,9
|
Total
|
31
|
100.0
|
Berdasarkan tabel 5
diatas terlihat bahwa sebagian besar
responden
memiliki status gizi yang Cukup yaitu 18
orang (58,1%)
dan sebagian memiliki status gizi yang Kurang yaitu
sebanyak 13 orang (41,9%).
3.
Analisa Bivariat
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Hubungan Pengetahuan
Dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Carangki Kec. Tanralili
Kab. Maros
Pengeta-
Huan
|
Status
Gizi
|
Total
|
||||
Cukup
|
Kurang
|
|||||
n
|
%
|
n
|
%
|
n
|
%
|
|
Kurang
|
6
|
19,4
|
11
|
35,5
|
17
|
54,8
|
Cukup
|
12
|
38,7
|
2
|
6,5
|
14
|
45,2
|
Total
|
18
|
58,1
|
113
|
41,9
|
31
|
100.0
|
p= 0,005
|
Berdasarkan tabel 6 diatas terlihat bahwa dari 31
responden terdapat 17 orang (54,8%) berpengetahuan kurang dengan status gizi
cukup yaitu sebanyak 6 orang (19,4%) dan yang kurang 11 orang (35,5%). Terdapat
14
orang
(45,2%)
berpengetahuan cukup
yang status gizi yang cukup sebanyak
12
orang
(38,7%)
dan status gizi yang kurang
sebanyak 2 orang (6,5%).
Setelah dilakukan uji chi-square diperoleh
nilai p = 0,005<
α (0,05), sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi, terdapat hubungan antara
pengetahuan dengan status gizi
ibu hamil trimester III.
PEMBAHASAN
Hubungan pengetahuan dengan status gizi ibu hamil
trimester III.
Analisis hubungan pengetahuan dengan status gizi ibu
hamill trimester III. Pada hasil penelitian yang telah dilaksanakan didapatkan
bahwa 17 responden (54,8%) berpengetahuan kurang dengan status gizi cukup yaitu
sebanyak 6 responden (19,4%) hal ini terjadi karena pengetahuan bukan hal utama
pemicu seseorang dengan status gizi yang kurang melainkan ada juga beberapa
faktor lain. Seperti halnya dalam masalah ini, seorang ibu hamil memilki
pengetahuan kurang tetapi ditunjang dengan faktor usia antara 25-35 tahun dalam
masa kehamilannya akan memiliki potensi yang lebih rendah terhadap kejadian
status gizi yang kurang (KEK), yang dikarenakan dalam rentan usia ini adalah
usia produktif yang sangat baik untuk menjalani suatu kehamilan dan yang
pengetahuannya kurang dengan status gizi kurang 11 responden (35,5%). Terdapat
14 responden (45,2%) berpengetahuan cukup yang status gizi cukup sebanyak 12
responden (38,7%) dan status gizi kurang sebanyak 2 responden (6,5%) hal ini
terjadi karena dipengaruhi beberapa faktor seperti lingkungan dan sosial
budaya, seperti halnya di dalam lingkungan budaya kita di daerah Sulawesi
selatan dan sekitarnya dengan suku yang beragam dan tak jarang melahirkan
mitos-mitos yang dapat merugikan kesehatan dan dapat menjadi salah satu faktor
terjadinya KEK atau status gizi kurang selama kehamilan.
Selanjutnya dianalisa menggunakan chi square dengan tingkat kemagnaan (α) adalah < 0,05 didapatkan nilai (p) 0,005. Sehingga
dapat diambil kesimpulan ada hubungan antara pengetahuan dengan status gizi ibu
hamil trimester III.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Kristiyanasari W, 2010 Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang
ibu akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dan juga akan berpengaruh
pada perilakunya. Ibu dengan pengetahuan gizi yang baik, kemungkinan akan
memberikan gizi yang cukup bagi bayinya.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Anastasia (2013) di Puskesmas Bahu kota Manado dimana ada hubungan
pengetahuan ibu hamil dengan status gizi
(p=0,000 <0,05).
Hasil penelitian ini
juga didukung oleh penelitian Budiani (2010) yang menyatakan bahwa nilai
p=0,003 yang berarti p<0,05 sehingga hubungan antara tingkat pengetahuan ibu
hamil dengan status gizi ibu hamil trimester III adalah signifikan sehingga
dapat dikatakan bahwa apabila pengetahuan baik maka status gizi juga baik.
Penelitian
yang dilakukan di Jebres Surakarta menunjukan pengetahuan tentang status gizi
dengan tingkat pengetahuan rendah sebanyak 6%, pengetahuan sedang sebanyak 50%,
dan pengetahuan tinggi sebanyak 46%
(Siwi, 2011). Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada ibu hamil berkaitan erat
dengan tingkat tinggi rendahnya pengetahuan ibu tentang gizi. Tingkat
pengetahuan ibu adalah kemampuan seorang ibu dalam memahami konsep dan prinsip
serta informasi yang berhubungan dengan gizi.
Menurut
Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi
setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan suatu objek terjadi terjadi
melalui panca indra manusia yakni pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa
dan raba dengan sendiri.
Menurut
Kristiyanasari W (2010), pengetahuan yang dimiliki oleh seorang ibu akan
mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dan juga akan berpengaruh pada
perilakunya. Ibu dengan pengetahuan gizi yang baik, kemungkinan akan memberikan
gizi yang cukup bagi bayinya. Hal ini terlebih lagi kalau seorang ibu tersebut
memasuki masa ngidam, di mana perut rasanya tidak mau diisi, mual dan rasa yang
tidak karuan. Walaupun dalam kondisi yang demikian jika seseorang memiliki
pengetahuan yang baik maka ia akan berupaya untuk memenuhi kebutuhan gizinya
dan juga bayinya
Berdasarkan pembahasan diatas peneliti berasumsi bahwa
seorang ibu hamil dengan tingkat pengetahuan yang kurang,
dapat berpengaruh pada status gizinya, dibandingkan dengan ibu yang
pengetahuannya cukup. Pengetahuan seorang ibu hamil berpengaruh terhadap status gizinya, hal
ini dikarenakan seseorang dapat mengubah pola pikir sebagai hasil tau dari
suatu informasi jadi semakin baik pengetahuan ibu hamil maka status gizi yang dimiliki cukup atau tidak
menderita KEK begitupun sebaliknya apabila pengetahuan ibu hamil kurang maka
status gizi yang dimiliki kurang atau menderita KEK. Dengan pengetahuan gizi
yang baik diharapkan ibu hamil trimester III memiliki status gizi yang baik
pula. Sehingga pengetahuan ibu hamil
sangat penting dalam pemilihan makanan selama kehamilan.
KESIMPULAN
Ada hubungan antara
pengetahuan dengan status gizi ibu hamil trimester III di Puskesmas Carangki
Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros.
SARAN
1. Disarankan
bagi pemberi pelayanan kesehatan di Puskesmas, agar tetap meningkatkan
pemberian informasi kepada setiap pasien tentang pentingnya gizi yang baik
selama kehamilan.
2. Disarankan
bagi bidan, perawat atau dokter dan tenaga kesehatan lainnya agar selalu
memberikan penjelasan dengan cara komunikasi terapeutik agar pasien dan
keluarga mudah mengerti tentang bagaimana memilih makanan yang harus dikonsumsi
selama kehamila
DAFTAR
PUSTAKA
Anastasia Goni, Joice Laoh, Damajanti, 2013. Hubungan
Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil
dengan Status Gizi Selama Kehamilan di Puskesmas Bahu Kota Manado.(Online)http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/articel/download/
2161/1719. Diakses
tanggal 14 Oktober 2016.
Dinas Kesehatan Kabupaten Maros. 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Maros tahun 2014:
Maros. http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/profil-kab-kota_2014/7308_sulsel-kab-maros-2014.pdf. Diakses tanggal 2 November 2016.
Fathonah, S. 2016. Gizi&
Kesehatan untuk Ibu Hamil. EMS
Hidayat, A. A. A, 2014. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Salemba Medika:
Jakarta.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015. Jakarta. http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-Indonesia-2015.pdf. Diakses tanggal 2 November 2016.
Kristiyanasari, W. 2010. Giz i Ibu Hamil. Nuha Medika: Yogyakarta
Maryunani, A, 2013. Asuhan
Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah. CV. Trans Info Media: Jakarta
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta
Nurlaela Adam, 2013. Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan dengan Kekurangan Energi
Kronis Pada Ibu Hamil
di Puskesmas Ampana. (Online) http://adamnurlaela. blogspot.com/2013/7/Hubungan-Tingat-Pendidikan-dan-html
diakses tanggal 2 November
2016.
Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan edisi 3,
Salemba Medika: Jakarta.
Nursalam. 2016. Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan edisi 4, Salemba Medika: Jakarta.
Padila. 2014. Buku
Ajar Keperawatan Maternitas. Nuha Medika: Yogyakarta.
Rahmawati, L. 2015. Keperawatan
Klinik VII (Sistem Reproduksi). CV. Trans Info Media: Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar