Sabtu, 17 Juni 2017

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CARANGKI KEC. TANRALILI KAB. MAROS



HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CARANGKI KEC. TANRALILI KAB. MAROS

Riska Arianti¹, Magdalena R², Jamila Kasim³

¹ STIKES Nani Hasanuddin Makassar
² STIKES Nani Hasanuddin Makassar
³ STIKES Nani Hasanuddin Makassar


Alamat Korespondensi :riskaarianti93@gmail.com/ 085398478303

ABSTRAK

Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan zat gizi dalam bentuk variabel tertentu, perwujudan dari nutrient dalam bentuk variabel tertentu atau keadaan tubuh seseorang sebagai akibat penggunaan konsumsi makanan dan zat-zat gizi oleh tubuh. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan status gizi ibu hamil trimester III di Puskesmas Carangki Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, desain penelitian Deskriptive Analitik dengan pendekatan Cross sectional, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester III yang ada di puskesmas Carangki Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling dengan jenis purposive sampling, didapatkan 31 responden sesuai kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan koesioner. Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis menggunakan komputer program microsoft excel dan program statistik (SPSS) versi 16.0 dengan uji chi-square dimana tingkat kemaknaannya = 0.05. Hasil analisis bivariat didapatkan hubungan antara pengetahuan dengan status gizi ibu hamil trimester III (p = 0.005). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara pengetahuan dengan status gizi ibu hamil trimester III. Saran, sebagai tenaga kesehatan agar tetap meningkatkan pemberian informasi kepada pasien tentang gizi yang baik selama kehamilan.

Kata Kunci: Pengetahuan, status gizi.


PENDAHULUAN

Masa kehamilan merupakan masa terjadinya stres fisiologi pada ibu hamil karena masa penyesuaian tubuh ibu terhadap perubahan fungsi tubuh. Diet ibu hamil sebenarnya sama dengan pada ibu yang tidak hamil, namun kualitas dan kuantitasnya harus ditingkatkan melalui pola makan dengan kebiasaan makan yang baik. Pola makan dan kebiasaan makan yang baik adalah menu seimbang dengan jenis makanan yang bervariasi (Rahmawati L, 2015).
Selain penting bagi masyarakat pada umunya seperti balita atau orang dewasa, gizi juga sangat penting bagi perempuan yang sedang mengandung. Sebab kecukupan gizi bakal sangat berpengaruh pada kesehatan ibu maupun janinnya. Sebab saat hamil, metabolisme energi meningkat sehingga meningkat pula kebutuhan gizi dan energi (Suryani R& Thirna R, 2014).
Seorang ibu hamil memerlukan asupan gizi yang cukup untuk dirinya dan bayi yang dikandungnya, sehingga kebutuhan gizinya lebih tinggi dibandingkan saat belum hamil. Jika seorang ibu hamil mengalami kekurangan asupan gizi, maka akan menyebabkan  kelainan pada janin. Demikian pula sebaliknya, bila ibu hamil kelebihan gizi, maka hal ini tidak baik bagi pertumbuhan janinnya. Oleh karena itu, ibu hamil harus memiliki pengetahuan gizi dasar yang diperlukan untuk menunjang kesehatannya (Fathonah S, 2016).
Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang ibu akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dan juga akan berpengaruh pada perilakunya. Ibu dengan pengetahuan gizi yang baik, kemungkinan akan memberikan gizi yang cukup bagi bayinya. Hal ini terlebih lagi kalau seorang ibu tersebut memasuki masa ngidam, di mana perut rasanya tidak mau diisi, mual dan rasa yang tidak karuan. Walaupun dalam kondisi yang demikian jika seseorang memiliki pengetahuan yang baik maka ia akan berupaya untuk memenuhi kebutuhan gizinya dan juga bayinya (Kristiyanasari W, 2010).
Ibu hamil yang mengalami kekurangan nutrisi selama kehamilan, mempunyai resiko kesakitan yang lebih besar terutama pada trimester III kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil normal. Akhirnya mereka mempunyai resiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi BBLR, prematur, kematian saat persalinan, perdarahan, pasca persalinan yang sulit karena lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan (menurut Riskasdes dalam Padila, 2014).
Makanan atau gizi ibu hamil yang kurang akan sangat berpengaruh pada berat badan lahir rendah (BBLR). Bahkan bila dinyatakan BBLR kemungkinan bayi tersebut meninggal, 17 kali lebih tinggi dibanding bayi lahir normal (Suryani R& Thirna R, 2014).
Badan kesehatan  dunia WHO bahkan menganjurkan jumlah tambahan energi sebesar 150 Kkal sehari pada trimester I, 350 Kkal sehari pada trimester II dan III. Di Indonesia, bila mengacu pada Widya karya Nasional Pangan dan Gizi ditentukan angka 285  Kkal per hari selama kehamilan (Suryani R& Thirna R, 2014).
Setiap tahun di perkirakan lahir sekitar 20 juta BBLR (WHO, 2003). Menurut WHO 17% dari 25 juta persalinan  pertahun adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan hampir semua terjadi di negara berkembang (DINKES, 2009). Kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) yang menunjukkan bahwa kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat itu masih rendah (Maryunani A, 2013).
Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup, Angka kematian Bayi (AKB) sebesar 34 per pada 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan kesempatan global (Millenium Develoment Goals/MDG’s 2000) untuk tahun 2015, diharapkan angka kematian ibu menurun dari 228 pada tahun 2007 menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi menurun dari 34 pada tahun 2007 menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (menurut DEPKES dalam Padila, 2014).
Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu hamil K1 dan K4 di Indonesia pada tahun 2012 K1 96,84% dan K2 90,18%, tahun 2013 K1 95,52 dan K2 86,85%, tahun 2014 K1 94,99% dan K2 86,70%, tahun 2015 K1 95,75% dan K2 86,48% dan Sulawesi Selatan 91,72% (Kemenkes RI, 2015).
Di Indonesia masih ditemui masalah gizi yang terjadi pada ibu hamil antara lain ibu hamil yang menderita Kekurangan Energi Kronik (KEK),    (Lingkar Lengan Atas < 23,5 cm ) masih tinggi yaitu 35% dari hasil survei yang dilakukan terhadap ibu hamil paska sensus tahun 1999 dan 24% dari hasil survei kesehatan pada tahun 2000 (Nurlaela, 2013).
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Anastasia P. G. Goni tahun 2013 mengenai Hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan status gizi selama kehamilan di puskesmas Bahu kota Manado menyimpulkan bahwa  pengetahuan ibu hamil dengan status gizi mempunyai hubungan.
Pada tahun 2012 persentase K1 dan K4 ibu hamil di Kab Maros adalah 98% dan 92%, pada tahun 2013 K1 98,1% dan K2 96,3%, pada tahun 2014 K1 98% dan K2 92,6% (DINKES Kabupaten Maros).
Berdasarkan data yang di peroleh dari Puskesmas Carangki Kec. Tanralili Kab. Maros, bahwa jumlah kunjungan ibu hamil pada puskesmas tersebut pada tahun 2013 adalah 452 kunjungan ibu hamil, pada tahun 2014 dengan jumlah 287 kunjungan ibu hamil, pada tahun 2015 dengan jumlah 677 kunjungan ibu hamil, dan pada tahun 2016 bulan januari sampai tanggal 20 September 2016 berjumlah  516 kunjungan ibu hamil. Adapun jumlah ibu hamil pada bulan September yaitu 50 orang dan yang memasuki trimester tiga sebanyak 34 orang.
Dimana pada bulan Januari-Desember 2015 ibu hamil yang memiliki lingkar lengan atas < 23,5 cm sebanyak 20 orang dan pada bulan Januari-Juli 2016 sebanyak 14 orang di Puskesmas Carangki Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros.
Oleh karena kurangnya pengetahuan mengenai status gizi yang tepat selama kehamilan, untuk itu peneliti tertarik dan ingin melakukan penelitian mengenai “Hubungan pengetahuan dengan status gizi ibu hamil trimester tiga di Puskesmas Carangki Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros “.

BAHAN DAN METODE
Lokasi, Populasi, dan Sampel
Penelitian ini menggunakan Deskriptive Analitik, dengan pendekatan Cross Sectional, dilaksanakan di Puskesmas Carangki Kec. Tanralili Kab. Maros pada tanggal 14 Desember 2016 -14 Januari 2017.
     Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester III di Puskesmas Carangki Kec. Tanralili Kab. Maros.
Adapun jumlah sampel yang digunakan sebanyak 31 responden yang memenuhi kriteria inklusi dengan menggunakan teknik nonprobability sampling.

Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode survei yaitu kuesioner untuk pengetahuan 20,  dengan penilaian ya=2, dan tidak= 1, diukur dengan skala Guttman. Sedangkan status gizi di ukur berdasarkan LILA (lingkar lengan atas).



Pengolahan Data
a.      Editing data.
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul (Hidayat, A. A. A, 2014).
b.      Coding data
Coding merupakan kegiatan pemberian  kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan arrtinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel (Hidayat, A. A. A, 2014).
c.      Entri data
Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontigensi (Hidayat, A. A. A, 2014).
d.      Tabulasi Data
Tabulasi data adalah membuat table-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti.

Analisis data
a.   Analisa Univariat
     Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk analisis univariat tergantung dari jenis datanya.
b.   Analisa Bivariat
     Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang di duga berhubungan atau tidak berhubungan. yang dilakukan dengan uji Chi-Square ( ) dengan nilai kemaknaan α = 0,05.

HASIL PENELITIAN
1.   Karakteristik Responden
Tabel.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Ibu hamil Trimester III di Puskesmas Carangki Kec. Tanralili Kab. Maros
Umur
Frekuensi
Persen (%)
15-20 tahun
5
16,1
21-30 tahun
16
51,6
31-40 tahun
10
32,3
Total
31
100.0

Berdasarkan tabel 1 diatas terlihat bahwa sebagian besar responden berada pada golongan umur 21-30 tahun yaitu sebanyak 16 orang (51,6%), diikuti dengan golongan umr 31-40 tahun yaitu sebanyak 10 orang (32,3%) sedangkan paling sedikit responden berada pada golongan umur 15-20 tahun sebanyak 5 orang (16,1%).

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu hamil Trimester III di Puskesmas Carangki Kec. Tanralili Kab. Maros
Pendidikan
Frekuensi
Persen (%)
SD
2
6.5
SMP
6
19,4
SMA
15
48,4
D3/ Sarjana
8
25,8
Total
31
100.0

Berdasarkan tabel 2 diatas terlihat bahwa sebagian besar responden mempunyai pendidikan SMA yaitu sebanyak 15 orang (48,4%), diikuti dengan pendidikan D3/Sarjana sebanyak 8 orang (25,8%), selanjutnya SMP sebanyak 6 orang (19,4%) sedangkan yang paling sedikit responden yang memiliki pendidikan SD sebanayak 2 orang (6,5%).

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu hamil Trimester III di Puskesmas Carangki Kec. Tanralili Kab. Maros
Pekerjaan
Frekuensi
persen (%)
IRT
24
77,4
PNS
4
12,9
Honorer
3
9,7
Total
31
100.0
                                                                                                                                            
Berdasarkan tabel 3 diatas terlihat bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan kurang yaitu sebanyak 17 orang (54,8%), dan sebagian kecil berpengetahuan cukup yaitu 14 orang (45,2%).
2.   Analisa Univariat
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu hamil Trimester III di Puskesmas Carangki Kec. Tanralili Kab. Maros
Pengetahuan
Frekuensi
persen (%)
Kurang
17
54,8
Cukup
14
45,2
Total
31
100.0

Berdasarkan tabel 4 diatas terlihat bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan kurang yaitu sebanyak 17 orang (54,8%), dan sebagian kecil berpengetahuan cukup yaitu 14 orang (45,2%).
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Gizi Ibu hamil Trimester III di Puskesmas Carangki Kec. Tanralili Kab. Maros
Status Gizi
Frekuensi
persen (%)
Cukup
18
58,1
Kurang
13
41,9
Total
31
100.0

Berdasarkan tabel 5 diatas terlihat bahwa sebagian besar responden memiliki status gizi yang Cukup yaitu 18 orang (58,1%) dan sebagian memiliki status gizi yang Kurang yaitu sebanyak 13 orang (41,9%).

3.   Analisa Bivariat
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Hubungan Pengetahuan Dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Carangki Kec. Tanralili Kab. Maros
Pengeta-
Huan
Status Gizi
Total
Cukup
Kurang
n
%
n
%
n
%
Kurang
6
19,4
11
35,5
17
54,8
Cukup
12
38,7
2
6,5
14
45,2
Total
18
58,1
113
41,9
31
100.0
p= 0,005

Berdasarkan tabel 6 diatas terlihat bahwa dari 31 responden terdapat 17 orang (54,8%) berpengetahuan kurang dengan status gizi cukup yaitu sebanyak 6 orang (19,4%) dan yang kurang 11 orang (35,5%). Terdapat 14 orang (45,2%) berpengetahuan cukup yang status gizi yang cukup sebanyak 12 orang (38,7%) dan status gizi yang kurang sebanyak 2 orang (6,5%). Setelah dilakukan uji chi-square diperoleh nilai p = 0,005< α (0,05), sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi, terdapat hubungan antara pengetahuan dengan status gizi ibu hamil trimester III.

PEMBAHASAN
Hubungan pengetahuan dengan status gizi ibu hamil trimester III.
Analisis hubungan pengetahuan dengan status gizi ibu hamill trimester III. Pada hasil penelitian yang telah dilaksanakan didapatkan bahwa 17 responden (54,8%) berpengetahuan kurang dengan status gizi cukup yaitu sebanyak 6 responden (19,4%) hal ini terjadi karena pengetahuan bukan hal utama pemicu seseorang dengan status gizi yang kurang melainkan ada juga beberapa faktor lain. Seperti halnya dalam masalah ini, seorang ibu hamil memilki pengetahuan kurang tetapi ditunjang dengan faktor usia antara 25-35 tahun dalam masa kehamilannya akan memiliki potensi yang lebih rendah terhadap kejadian status gizi yang kurang (KEK), yang dikarenakan dalam rentan usia ini adalah usia produktif yang sangat baik untuk menjalani suatu kehamilan dan yang pengetahuannya kurang dengan status gizi kurang 11 responden (35,5%). Terdapat 14 responden (45,2%) berpengetahuan cukup yang status gizi cukup sebanyak 12 responden (38,7%) dan status gizi kurang sebanyak 2 responden (6,5%) hal ini terjadi karena dipengaruhi beberapa faktor seperti lingkungan dan sosial budaya, seperti halnya di dalam lingkungan budaya kita di daerah Sulawesi selatan dan sekitarnya dengan suku yang beragam dan tak jarang melahirkan mitos-mitos yang dapat merugikan kesehatan dan dapat menjadi salah satu faktor terjadinya KEK atau status gizi kurang selama kehamilan.
Selanjutnya dianalisa menggunakan chi square dengan tingkat kemagnaan (α) adalah < 0,05 didapatkan nilai (p) 0,005. Sehingga dapat diambil kesimpulan ada hubungan antara pengetahuan dengan status gizi ibu hamil trimester III.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Kristiyanasari W, 2010 Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang ibu akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dan juga akan berpengaruh pada perilakunya. Ibu dengan pengetahuan gizi yang baik, kemungkinan akan memberikan gizi yang cukup bagi bayinya.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Anastasia  (2013) di Puskesmas Bahu kota Manado dimana ada hubungan pengetahuan ibu hamil dengan  status gizi (p=0,000 <0,05).
Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Budiani (2010) yang menyatakan bahwa nilai p=0,003 yang berarti p<0,05 sehingga hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil dengan status gizi ibu hamil trimester III adalah signifikan sehingga dapat dikatakan bahwa apabila pengetahuan baik maka status gizi juga baik.
Penelitian yang dilakukan di Jebres Surakarta menunjukan pengetahuan tentang status gizi dengan tingkat pengetahuan rendah sebanyak 6%, pengetahuan sedang sebanyak 50%, dan pengetahuan tinggi sebanyak 46%        (Siwi, 2011). Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada ibu hamil berkaitan erat dengan tingkat tinggi rendahnya pengetahuan ibu tentang gizi. Tingkat pengetahuan ibu adalah kemampuan seorang ibu dalam memahami konsep dan prinsip serta informasi yang berhubungan dengan gizi.
Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan suatu objek terjadi  terjadi melalui panca indra manusia yakni pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri.
Menurut Kristiyanasari W (2010), pengetahuan yang dimiliki oleh seorang ibu akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dan juga akan berpengaruh pada perilakunya. Ibu dengan pengetahuan gizi yang baik, kemungkinan akan memberikan gizi yang cukup bagi bayinya. Hal ini terlebih lagi kalau seorang ibu tersebut memasuki masa ngidam, di mana perut rasanya tidak mau diisi, mual dan rasa yang tidak karuan. Walaupun dalam kondisi yang demikian jika seseorang memiliki pengetahuan yang baik maka ia akan berupaya untuk memenuhi kebutuhan gizinya dan juga bayinya
Berdasarkan pembahasan diatas peneliti berasumsi bahwa seorang ibu hamil dengan tingkat pengetahuan yang kurang, dapat berpengaruh pada status gizinya, dibandingkan dengan ibu yang pengetahuannya cukup. Pengetahuan seorang ibu hamil berpengaruh terhadap status gizinya, hal ini dikarenakan seseorang dapat mengubah pola pikir sebagai hasil tau dari suatu informasi jadi semakin baik pengetahuan ibu hamil maka  status gizi yang dimiliki cukup atau tidak menderita KEK begitupun sebaliknya apabila pengetahuan ibu hamil kurang maka status gizi yang dimiliki kurang atau menderita KEK. Dengan pengetahuan gizi yang baik diharapkan ibu hamil trimester III memiliki status gizi yang baik pula. Sehingga pengetahuan ibu hamil sangat penting dalam pemilihan makanan selama kehamilan.

KESIMPULAN
Ada hubungan antara pengetahuan dengan status gizi ibu hamil trimester III di Puskesmas Carangki Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros.

SARAN
1.   Disarankan bagi pemberi pelayanan kesehatan di Puskesmas, agar tetap meningkatkan pemberian informasi kepada setiap pasien tentang pentingnya gizi yang baik selama kehamilan.
2.   Disarankan bagi bidan, perawat atau dokter dan tenaga kesehatan lainnya agar selalu memberikan penjelasan dengan cara komunikasi terapeutik agar pasien dan keluarga mudah mengerti tentang bagaimana memilih makanan yang harus dikonsumsi selama kehamila



DAFTAR PUSTAKA
Anastasia Goni, Joice Laoh, Damajanti, 2013. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil dengan Status Gizi Selama Kehamilan di Puskesmas Bahu Kota Manado.(Online)http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/articel/download/ 2161/1719.  Diakses tanggal 14 Oktober 2016.

Dinas Kesehatan Kabupaten Maros. 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Maros tahun 2014: Maros. http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/profil-kab-kota_2014/7308_sulsel-kab-maros-2014.pdf. Diakses tanggal 2 November 2016.

Fathonah, S. 2016. Gizi& Kesehatan untuk Ibu Hamil. EMS

Hidayat, A. A. A, 2014. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Salemba Medika: Jakarta.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015. Jakarta. http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-Indonesia-2015.pdf. Diakses tanggal 2 November 2016.

Kristiyanasari, W. 2010. Giz i Ibu Hamil. Nuha Medika: Yogyakarta

Maryunani, A, 2013. Asuhan Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah. CV. Trans Info Media: Jakarta

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta





Nurlaela Adam, 2013. Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan dengan Kekurangan Energi Kronis Pada Ibu Hamil di Puskesmas Ampana. (Online) http://adamnurlaela. blogspot.com/2013/7/Hubungan-Tingat-Pendidikan-dan-html diakses tanggal 2 November 2016.

Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan edisi 3, Salemba Medika: Jakarta.

Nursalam. 2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan edisi 4, Salemba Medika: Jakarta.

Padila. 2014. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Nuha Medika: Yogyakarta.

Rahmawati, L. 2015. Keperawatan Klinik VII (Sistem Reproduksi). CV. Trans Info Media: Jakarta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar