Sabtu, 17 Juni 2017

HIPERTENSI



Konsep Dasar Medis Hipertensi
1.    Pengertian
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah persistem dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. (Brunner & Suddart, 2002 hal 896).
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan diastolik > 90 mmHg (Mansjoer Arief hal 518).
Klasifikasi Tekanan Darah
Tabel 2.1 Klasifikasi tekanan darah
Kategori
Tekanan darah sistolik
Tekanan darah diastolik
Normal







Normal tinggi
Stadium 1 (hipertensi ringan)
Stadium 2 (hipertensi sedang)
Stadium 3 (hipertensi berat)
Stadium 4 (hipertensi maligna)
120 – 130 mmHg




130 – 139 mmHg
140 – 159 mmHg
160 – 179 mmHg
180 – 209 mmHg
210 mmHg atau lebih
85 mmHg, 95 mmHg (untuk para lansia tekanan diastolik 140 mmHg masih dianggap normal)
85 – 89 mmHg
90 – 99 mmHg
100 – 109 mHg
110 – 119 mmHg
120 mmHg atau lebih
Sumber : (http://id.Wikipedia Agustus 2007)
2.    Anatomi Fisiologi
a.    Jantung
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri atas otot. Otot jantung merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot serat lambung, tetapi cara kerjanya menyerupai otot polos yaitu di luar kemauan kita (dipengaruhi oleh susunan urat saraf)
Bentuk jantung menyerupai jantung pisang bagian atas tumpul (pangkal jantung) dan disebut basis kordis. Di sebelah bawah agak runcing yang disebut basis kordis dan berukuran lebih kurang sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250 – 300 gram.






Gambar 2.1 Anatomi jantung
Jantung terletak di dalam rongga dada sebelah depan (kavum mediastinum anterior) sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada dan dua jari di bawah papilla mammae pada tempat ini teraba adanya pukulan jantung yang disebut iktus cadis.
Jantung memompa darah di bawah tekanan tinggi sehingga menyebabkan darah mengalir keseluruh sistem sirkulasi. Tekanan darah adalah kekuatan tekan yang terjadi oleh darah terhadap dinding arteri.
b.    Darah
Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang warnanya merah. Warna merah itu keadaanya tidak tetap tergantung pada banyaknya O2 dan CO2 di dalamnya.
Adanya O2 dalam darah diambil dengan jalan bernafas dan zat ini sangat berguna pada peristiwa pembakaran /metabolisme di dalam tubuh. Darah selamanya beredar di dalam tubuh oleh karena adanya kerja jantung dan selama darah berada dalam pembuluh darah. Maka akan tetap encer, tetapi kalau ia keluar di pembuluhnya maka ia akan menjadi beku.
Pembekuan ini dapat dicegah dengan jalan mencampurkan ke dalam darah tersebut obat anti pembekuan/sitras natrikus. Dan keadaan ini sangat berguna apabila darah tersebut diperlukan untuk transfusi darah.
Komposisi darah meliputi eritrositm leukosit, trombosit dan plasma. Eritrosit adalah cakram bikonkaf dengan diameter sekitar 8,6 NM. Bikonkavitas memungkinkan gerakan oksigen masuk dan keluar sel dengan cepat, dengan adanya jarak yang pendek antara membran dan isi sel. Sel darah merah tidak memiliki nukleus. Eritrosit terdiri dari membran luar, hemoglobin (Hb), karbonik anhidrase. Leukosit (Sel darah putih). Keadaan bentuk dan sifat-sifat dari berlainan dengan eritrosit dan apabila kita periksa dan kita lihat dibawah mikroskop maka akan terlihat trombosit (Sel pembeku), merupakan benda-benda kecil yang mati yang bentuk dan ukurannya bermacam-macam, ada yang bulat ada yang lonjong, warnanya putih, banyaknya normal pada orang dewasa 200.2000 – 300.000/mm3 plasma darah. Bagian darah yang encer tanpa sel-sel darah warne bening kekuning-kuningan. Hampir 90% dari plasma darah terdiri dari air, disamping itu terdapat pula zat-zat lain yang terlarut didalamnya.
c.    Pembuluh darah
Pembuluh darah arteri dimulai dari aorta keluar jantung bagian vertikel sinisma melalui belakang kanan arteri pulmonaris kemudian membelok kebelakang melalui radikal pulmonalis dan turun sepanjang kolumna vertebralis menembus diafragma yang akhirnya ke rongga perut dan panggul
Peredaran darah vena merupakan kebalikan dari arteri yaitu mengalirkan darah dari seluruh bagian alat tubuh menuju ke jantung.
3.    Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi  menjadi 2 jenis yaitu :
a.    Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum diketahui penyebabnya (terdapat pada kurang lebh 90% dari seluruh hipertensi)
b.    Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan / sebagai akibat adanya penyakit lain. (Penyakit ginjal, kelainan hormonal, obat-obatan)
Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab,  beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Pada sekitar 5 – 10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1 – 2% penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB). Penyebab lain yaitu : kegemukan (obesitas), malas berolahraga, stress, alkohol atau garam dalam makanan.
(http :// id wifipedi org/wiki/tekan darah tinggi”)


4.    Insiden
Di negara maju hipertensi merupakan masalah kesehatan yang memerlukan penanggulanan dengan baik oleh karena morbilitas dan mortabilitas yang tinggi. Di negara barat ditemukan 15% golongan kulit putih dewasa dan 25 – 30% golongan kulit hitam dewasa adalah pasien hipertensi. Di Indonesia sampai saat ini belum terdapat penyelidikan yang bersifat raional, yang dapat menggambarkan prevalensi hipertensi secara tepat. Banyak penelitian dilakukan secara terpisah dengan metodologi yang belum baku.
5.    Patofisiologi
Sampai sekarang pengetahuan tentang patofisiologi hipertensi primer terus berkembang karena belum terdapat jawaban yang memuaskan yang dapat mnerangkan terjadinya peningkatan tekanan darah. Tekanan darah dipengaruhi oleh getah jantung dan tahanan perifer. Berbagai faktor mempengaruhi tekanan darah seperti faktor genetik, stress, dan obesitas.
Di dalam tubuh terdapat sistem yang berfungsi mencegah perubahan tekanan darah secara akut yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi yang berusaha mempertahankan kestabilan tekanan darah dalam jangka panjang. Refleksi kardiovaskuler melalui sistem saraf termasuk sistem kontrol yang bereaksi segera. Contoh baroreseptor yang terletak pada sinus karotis yang berfungsi untuk mendeteksi perubahan tekanan darah.
Menurut Lund. Johnsen (1989) pada stadium awal sebagian besar pasien hipertensi menunjukkan curah jantung yang meningkat yang kemudian diikuti dengan kenaikan tekanan yang menetap. Guyton (1988) berpendapat bahwa pada hipertensi terjadi perubahan autoregulasi dan sebagai penyebab awal perubahan ini adalah retensi garam oleh ginjal. Mengenai ginjal menurut Brunner (1998) menyatakan bahwa penurunan permukaan filtrasi pada ginjal dapat terjadi secara kongenital atau didapat.
Peningkatan tahanan perifer ada hipertensi primer terjadi seara bertahap dalam waktu yang lama sedangkan proses autoregulasi terjadi dalam waktu singkat. Secar apasti belum diketahui faktor hormonal atau perubahan anatomi yang terjadi pada pembuluh darah yang berpengaruh pada proses tersebut. Kelainan tumodinamika tersebut diikuti pula kelainan struktur pada pembuluh darah jantung. Pada pembuluh darah terjadu hipertropi dinding sedangkan pada jantung terjadi perubahan dinding vertikel.
(Slamet Suyono, dkk, 2001, Ilmu Penyakit Dalam)
6.    Manifestasi Klinik
Peningkatan tekanan darah merupakan satu-satunya gejala pada hipertensi dan tergantung dari tinggi rendahnya tekanan darah. Gejala yang timbul dapat berbeda-beda, kadang hipertensi esensial berjalan tanpa gejala dan baru timbul gejala setelah komplikasi.
Adapun gejala secara garis besarnya :
a.        Sakit kepala terutama pagi hari
b.        Pusing
c.        Rasa tegang pada daerah tengkuk dan kepala
d.        Mata berkunang-kunang
e.        Gangguan neurology
f.         Gangguan fungsi ginjal
g.        Gangguan serebral berupa kejang, akibat perdarahan pembuluh darah otak yang berupa kelumpuhan.
7.    Tes Diagnostik
Seperti lazimnya pada penyakit lain diagnostik hipertensi ditegakkan berdasarkan dari anamnetis dan pemeriksaan penunjang tes diagnostik yang dilakukan sebagai berikut :
a.        Hemoglobin / Hematokrit dapat mengindikasi faktor-faktor resiko seperti hiperkoagulabilitas anemnia
b.        Blood urea nitrogen / kreatinin memberikan informasi tentang fungsi ginjal
c.        Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium dapat meningkatkan hipertensi
d.        Pemeriksaan tiroid hiperkrodisme dapat menimbulkan vasokuntriksi dan hipertensi
e.        Asam urat hiperusemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko terjadinya hipertensi
Elektrokardiografi dapat menunjukkan perbesaran jantung pola tegangan, gangguan konduksi, catatan luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dari penyakit jantung hipertensi.
8.    Penatalaksanaan
a.    Terapi Umum
1).  Istirahat
2).  Diet dan olahraga
-       Diet rendah garam
-       Penurunan berat badan
-       Olah raga teratur
-       Menghindari faktor resiko rokok, dan stress
3).  Pengobatan
b.    Diuretik
1).  Tlazia
2).  Hidrokirotiazid (HCR) 1 – 2 x ( 25 – 50) mg/hari
3).  Furozemia 40 gr/hr
4).  Asam etokrinat

c.    Penghambat simatetik
1).  Meltidope (273) x 250 gr/hr
2).  Klonidin 0,1 – 1,2 mg/hr
3).  Reserpin 1 – 2 x (0,1 – 0,2) mg/hr
d.    Bloker beta
1).  Larut dalam lemak
-       Propanol 3 x (40 – 160) mg/hr
-       Asebutolol 3 x (400 – 1200) mg/hr
-       Alprenolol 2 x 50 mg/hr
-       Praktolol
2).  Vasodilator
-       Prozazin 2,5 – 7,5 mg/hr
-       Hidralosir 10 – 25 mg/hr
-       Miksidil 15 – 25 mg/hr
B.   Konsep Kesehatan Lingkungan
1.    Pengertian Kesehatan
a.    Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO)
Sehat : adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial budaya, bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit dan kelemahan (kecacatan).
b.    Menurut Undang-undang Pokok –pokok Kesehatan No. 9 Tahun 1960
Kesehatan : adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan, rohani (mental) dan sosial budaya dan bukan hanya bebas dari penyakit, cacat atau kelemahan
c.    Istilah kesehatan menurut Undang-undang Kesehatan RI No.23 tahun 1992 tentang kesehatan BAB I Pasal 1 adalah :
“Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang produktif secara sosial dan ekonomis”.
d.    Menurut HL Blum
Kesehatan adalah gambaran keadaan keseimbangan dari berbagai factor, yaitu factor agent, host dan environment.
2.    Pengertian Lingkungan
a.    Menurut Undang-undang RI No. 4 tahun 1982 adalah :
“Kesatuan ruang dengan semua benda , daya keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perkehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya”.
b.    Menurut Encyclopedia Americana (1974) :
“Lingkungan adalah pengaruh yang ada di atas seleliling organisme seluruh kehidupan atau fungsi dibentuk dari reaksi antara organisme dan sekelilingnya”.

c.    Menurut A.L. Slamet Riyadi (1976) :
“Lingkungan tempat pemukiman dengan segala sesuatunya dimana organisme hidup beserta segalakeadaan dan kondisinya yang secara langsung maupun tidak langsung dapat diduga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan organisme tersebut”.
3.    Pengertian Kesehatan Lingkungan
a.    Menurut WHO, kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ideologi yang keras ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin sehat dari manusia. Keadaan sehat disini adalah sehat fisik, mental dan sosial serta mampu berproduktivitas secara ekonomi.
b.    Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah kondisi atau lingkungan yang optimum berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula.
c.    Secara konsepsional, kesehatan lingkungan adalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ilmu kesehatan masyarakat secara utuh. Ini diartikan bahwa untuk keberhasilannya, kesehatan lingkungan tidak dapat diupayakan tersendiri tanpa menjalin secara terintegrasi dengan cabang-cabang upaya kesehatan lingkungan lainnya.

C.   Perumahan Sehat
Perumahan sehat antara lain mencakup : perumahan, pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan air limbah dan rumah hewan ternak (kandang).
a.    Perumahan
Rumah adalah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Syarat-syarat rumah yang sehat :
1).  Bahan bangunan terdiri dari lantai ubin atau semen, dinding tembok atau genteng, dan lain-lain
2).  Ventilasi cukup
3).  Cahaya yang cukup
4).  Luas bangunan dan rumah harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya
5).  Fasilitas dalam rumah yang sehat adalah :
a).  penyediaan air bersih yang cukup
b).  pembuangan tinja
c).   pembuangan air limbah
d).  pembuangan sampah
e).  fasilitas dapur
f).    ruang kumpul keluarga

b.    Penyediaan air bersih
Syarat-syarat air minum yang sehat :
1).  Syarat fisik meliputi tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, tidak berbusa dan suhu dibawah suhu udara di luarnya
2).  Syarat bakteriologis yaitu harus bebas dari segala bakteri, terutama bakteri patogen
3).  Syarat kimia yaitu air minum harus mengandung zat tertentu di dalam jumlah yang tertentu pula, misalnya Flour (F) 1 – 1,5 mg.
c.    Pembuangan kotoran manusia
Persyaratan jamban sehat yaitu :
1).  Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban tersebut
2).  Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya
3).  Tidak mengotori tanah di sekitarnya
4).  Tidak dapat dijangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa
5).  Tidak menimbulkan bau
6).  Mudah digunakan dan dipelihara
7).  Sederhana desainnya
8).  Murah
9).  Dapat diterima oleh pemakainya
d.    Sampah dan pengelolaannya
Sumber-sumber sampah :
1).  Sampah yang berasal dari pemukiman
2).  Sampah yang berasal dari tempat umum
3).  Sampah yang berasal dari perkantoran
4).  Sampah yang berasal dari jalan raya
5).  Sampah yang berasal dari industri
6).  Sampah yang berasal dari pertanian/perkebunan
7).  Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan
8).  Sampah yang berasal dari pertambangan
Sampah meliputi tiga jenis yaitu : sampah padat, cair dan gas. Cara-cara pengelolaan sampah :
1).  Pengumpulan dan pengangkutan sampah menjadi tanggung jawab dari masing-masing rumah tangga atau industri yang menghasilkan sampah
2).  Pemusnahan dan pengelolaan sampah dapat dilakukan melaui berbagai cara, antara lain :
a).  Ditanam
b).  Dibakar
c).   dijadikan pupuk
e.    Air limbah dan pengelolaannya
Air limbah berasal dari berbagai sumber, secara garis besar dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1).  Air buangan yang berasal dari rumah tangga (domestic waste water)
2).  Air buangan industri
3).  Air buangan kotapraja
Beberapa cara sederhana pengelolaan air buangan antara lain :
1).  Pengenceran (dilution)
Air limbah diencerkan mencapai kontraksi yang cukup rendah, kemudian baru dibuang ke badan-badan air.
2).  Kolam oksidasi (oxidation ponds)
Pada dasarnya cara pengelolaan ini adalah pemanfaata sinar matahari, ganggang (algae), bakteri, oksigen dalam proses pembersihan alamiah
3).  Irigasi
Air limbah dialirkan ke dalam parit terbuka yang digali dan air akan merembes masuk ke dalam tanah melalui dasar dan dinding parit
D.   Konsep Dasar Keluarga
1.    Definisi
Banyak ahli yang menguraikan pengertian keluarga sesuai dengan perkembangan social masyarakat, yaitu :
a.    Departemen Kesehatan RI (1998)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dan di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
b.    Bailon dan Maglaya (1978)
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi, mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
c.    Duvall dan Logan (1986)
Keluarga sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta social dari tiap anggota keluarga.
d.    Burges, dkk (1998)
Membuat definisi yang berorientasi pada tradisi dan digunakan sebagai referensi yang luas, yaitu keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan.
e.    Whall (1986)
Keluarga adalah sebagai “kelompok yang mengidentifikasikan diri” dengan anggotanya terdiri dari dua individu atau lebih yang asosiasinya dicirikan oleh istilah-istilah khusus, yang boleh jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum, tapi yang berfungsi sedemikian mungkin sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai sebuah keluarga.
f.     Friedman (1998)
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan kebersamaan oleh ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari kelurga.
2.    Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :
a.    Patrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan ini disusun melalui jalur garis ayah.
b.    Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan ini disusun melalui jalur garis ibu
c.    Matrilokal, sepanjang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
d.    Patrilokal, sepanjang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ayah
e.    Keluarga kawanan, adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian dari keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
3.    Tipe atau Bentuk Keluarga
Sesuai dengan perkembangan sosial maka tipe keluarga berkembangan mengikutinya, agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan maka perawat perlu mengetahui berbagai tipe keluarga antara lain :
a.    Tipe keluarga tradisional terdiri dari :
1).  Keluarga inti adalah suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri dan anak (kandung atau angkat)
2).  Keluarga besar adalah keluarga inti ditambah dengan keluarga lain mempunyai hubungan darah, misalnya nenek, kakek, paman dan bibi.
3).  Keluarga dyad adalah suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak.
4).  Single parent adalah suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak (kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.
5).  Single adult adalah suatu rumah tangga yang hanya terdiri dari seorang dewasa.
6).  Keluarga usila adalah suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri yang berlanjut usia.
b.    Tipe keluarga non tradisional terdiri dari :
1).  Commune family adalah lebih dari satu keluarga tanpa pertalian darah hidup serumah.
2).  Orang tua (ayah-ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup bersama dalam satu rumah tangga.
3).  Homoseksual  adalah dua individu yang sejenis hidup bersama dalam satu rumah tangga.
4.    Fungsi keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman (1998) adalah :
a.    Fungsi afektif
Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi-fungsi internal keluarga, perlindungan dan dukungan psikososial bagi para anggotanya.
Pemenuhan fungsi afektif merupakan basis sentral bagi pembentukan dan kelanjutan dari unit keluarga.
Komponen fungsi afektif antara lain :
1).  Menciptakan dan memelihara sebuah system saling asuh (mutual nurturances) dalam keluarga.
2).  Perkembangan hubungan yang akrab.
3).  Keseimbangansaling menghormati.
4).  Pertalian dan identifikasi.
5).  Keterpisahan dan keterpaduan.
b.    Fungsi sosialisasi
Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup dimana individu secara kontinu merubah perilaku mereka sebagai respon terhadap situasi yang terpola secara social yang mereka alami.
Istilah sosialisasi lebih sering merujuk pada berbagai pengalaman yang ada dalam keluarga. Pengalaman-pengalaman ini bertujuan untuk mengajarkan keluarga bagaimana berfungsi dan menerima pesan-pesan dewasa dalam masyarakat. Salah satu aspek dari proses sosialisasi adalah menyangkut relevansi tertentu bagi perawat, termasuk upaya untuk memperoleh konsep-konsep tentang kesehatan, sika dan perilaku. Sebuah tugas penting dan bersifat integrasi dari sosialisi adalah kontrol dan nilai-nilai memberikan seorang anak yang tumbuh dan orang dewasa tentang suatu perasaan apa yang benar dan apa yang salah dan kontrol internal diperlukanuntuk disiplin diri.
c.    Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga berfungsi untuk melakukan praktek asuhan keperawatan yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kesanggupan keluarga melakukan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga (Friedman, 1998) yaitu :
1).  Mengenal masalah kesehatan
2).  Membuat keputusan tindakan yang tepat
3).  Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
4).  Mempertahankan/menciptakan suasana rumah yang sehat
5).  Mempertahankan hubungan dan menggunakan fasilitas kesehatan masyarakat
Sedangkan menurut Notoatmodjo (2003), fungsi keluarga adalah sebagai berikut :
a.    Fungsi Biologis
1).  Untuk meneruskan keturunan
2).  Memelihara dan membesarkan anak
3).  Memenuhi kebutuhan gizi anak
4).  Memelihara dan merawat anggota keluarga
b.    Fungsi Psikologis
1).  Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2).  Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
3).  Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4).  Memberikan identitas keluarga
c.    Fungsi Sosialisasi
1).  Membina sosialisasi pada anak
2).  Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembanga anak
3).  Meneruskan niali-nilai budaya keluarga
d.    Fungsi Ekonomi
1).  Mencari sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan kelaurga
2).  Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga
3).  Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga
e.    Fungsi Pendidikan
1).  Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan bentuk perilaku anak
2).  Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan dating dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa
3).  Mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya
Beberapa ahli lain membagi fungsi keluarga sebagai berikut :
a.    Fungsi pendidikan
Dalam hal ini tugas keluarga adalah untuk mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak nanti.
b.    Fungsi sosialisasi anak
Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat.
c.    Fungsi perlindungan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindungi dan merasa aman.
d.    Fungsi perasaan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara intuitif, merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dan berkomunikasi serta berinteraksi antar sesame anggota keluarga sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
e.    Fungsi religius
Memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada yang mengatur kehidupan ini, juga kehidupan lain setelah di dunia ini.
f.     Fungsi ekonomi
Mencari sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja untuk memperoleh penghasilan, mengatur penghasilan tersebut sehingga dapat memenuhi kebutuhan keluarga.
g.    Fungsi biologis
Meneruskan keturunan sebagai generasi penerus keluarga.
Selain fungsi-fungsi keluarga di atas, ada fungsi pokok keluarga terhadap keluarganya, yaitu :
a.    Asih
Memberikan kasih saying, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarganya sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia dan kebutuhannya.
b.    Asuh
Memenuhi kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara sehingga diharapkan menjadikan mereka anak-anak yang sehat baik secara fisik, mental, social dan spiritual.
c.    Asah
Memenuhi kebutuhan anak sehingga menjadi manusia dewasa yang mandiri dan mampu mempersiapkan masa depannya.
5.    Peranan Keluarga
Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Peranan yang terdapat dalam keluarga adalah antara lain :
a.    Peranan Ayah adalah ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperanan mencari nafkah, pendidik, pelindung dan memberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b.    Peranan Ibu adalah sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, berperanan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c.    Peranan Anak adalah anak melaksanakan peranan psiko social sesuai tingkat perkembangannya baik fisik, mental, social dan spiritual.
6.    Tahap-tahap Perkembangan Keluarga
Delapan tahap siklus kehidupan keluarga menurut Wahit Iqbal Mubarak, dkk (2006, dikutip dalam Duval : 1997) yaitu :
a.    Tahap pertama
Keluarga pemula (juga termasuk pasangan menikah dan tahap pernikahan). Tugas perkembangan keluarga dalam tahap ini adalah :
1).  Membangun perkawinan yang saling memuaskan
2).  Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis
3).  Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orang tua)
Masalah-masalah yang dihadapi :
Masalah utama adalah penyesuaian seksual dan peran perkawinan, penyuluhan dan konseling keluarga berencana, penyuluhan dan konseling prenatal dan komunikasi.
b.    Tahap kedua
Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua adalah bagi yang sampai 40 bulan). Tugas dalam perkembangan keluarga dalam tahap ini adalah :
1).  Membentuk keluarga muda sebagai unit yang mantap mengintegrasikan bayi baru ke dalam keluarga
2).  Rekonsiliasi tugas-tugas perkenbangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga
3).  Pertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
4).  Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran orang tua, kakek dan nenek
Masalah-masalah yang dihadapi :
Pendidikan maternitas yang berpusat pada keluarga, perawatan bayi yang baik, penganalan dan penanganan masalah-masalah kesehatan fisik secara dini, imunisasi, konseling perkembangan anak, KB, interaksi keluarga dan bidang–bidang kesehatan umum (gaya hidup).
Masalah-masalah kesehatan yang lain :
Inaksesbilitas dan ketidak adekuatnya fasilitas-fasilitas anak untuk ibu yang bekerja, hubungan anak dengan orang tuanya, masalah mengasuh anak termasuk penyalahgunaan dan kelalaian terhadap anak danmasalah-masalah transisi peran orang tua.
c.    Tahap ke tiga
Keluarga dengan anak usia pra  sekolah (anak tertua umur 2 – 6 tahun).
Tugas-tugas perkembangan keluarga dalam tahap ini adalah :
1).  Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain, privasi, keamanan.
2).  Mensosialisasikan anak
3).  Mengintegrasikan anak yang baru sementara tahap memenuhi kebutuhan anak-anak yang lain
4).  Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan perkawinan dan hubungan orang tua dengan anak) dan di luar keluarga (keluarga besar dan komunitas).
Masalah-masalah kesehatan yang dihadapi :
Masalah kesehatan fisik yang utama adalah penyakit menular yang lazim pada anak, jatuh, luka bakar, beracun dan kecelakaan-kecelakaan yang dapat terjadi selama usia pra sekolah.
Masalah kesehatan psikososial keluarga yang utama adalah hubungan perkawinan.
Masalah kesehatan lain yang penting adalah persaingan di antara kakak-adik, KB, kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan, masalahpengasuhan anak seperti membatasi lingkungan (disiplin), penganiayaan dan menelantark anak, keamanan dirumah dan masalah komunikasi keluarga.
d.    Tahap ke empat
Keluarga dengan  anak  usia sekolah (anak tertua berumur 6 – 13 tahun).
Tugas-tugas perkembangan keluarga dalam tahap ini adalah :
1).  Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat
2).  Memperhatikan hubungan perkawinan yang memuaskan
3).  Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarganya
e.    Tahap ke lima
Keluarga anak remaja (anak tertua berumur 13 – 20 tahun)
Tugas-tugas perkembangan keluarga dalam tahap ini adalah :
1).  Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan mandiri
2).  Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
3).  Berkomunikasi secara terbuka antar orang tua dengan anak
Masalah kesehatan yang dihadapi :
Pada tahap ini kesehatan fisik anggota keluarga biasanya baik, tapi promosi kesehatan tetap menjadi hal penting. Faktor risiko harus didefinisikan dan dibicarakan dengan kelurga, seperti pentingnya gaya hidup yang sehat, mulai dari usia 35 tahun, resiko jantung koroner meningkat di kalangan pria dan pada usia ini anggota keluarga yang dewasa mulai merasa lebih rentanterhadap penyakit sebagai bagian dari perubahan. Sedangkan para remaja, kecelakaan terutama kecelakaan mobil merupakan bahaya yang amat besar, patah tulang dan cedera karena atletik juga umum terjadi.
Penyalahgunaan narkoba, kehamilan yang tidak dikehendaki, pendidikan dan konseling seks merupakan bidang perhatian yang relevan. Dalam mendiskusikan topik ini dengan keluarga, perawat dapat terjebak dalam perselisihan antara orang tua dan remaja. Remaja biasanya mencari pelayanan kesehatan menyangkut uji kehamilan, penggunaan obat, uji AIDS, KB, aborsi dan diagnosis dari perawatan penyakit kelamin.
Kebutuhan kesehatan yang lain adalah dalam bidang dukungan dan bantuan untuk memperkokoh hubungan perkawinan dan hubungan remaja dengan orang tua.
f.     Tahap ke enam
Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah).
Tugas-tugas perkembangan keluarga dalam tahap ini adalah :
1).  Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang didapat melaui perkawinan anak-anak
2).  Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan
3).  Membantu orangtua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami maupun istri
Masalah kesehatan yang dihadapi :
Meliputi masalah komunikasi kaum dewasa muda dengan orang tua mereka. Masalah transisi peran bagi suami istri, masalah orangyang memberikan perawatan dan munculnya kondisi kesehatan kronis dan faktor-faktoryang berpengaruh seperti tingkat kolesterol tinggi, obesitas dan hipertensi.
g.    Tahap ketujuh
Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan, pensiunan).

Tugas-tugas perkembangan keluarga dalam tahap ini adalah :
1).  Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan
2).  Mempertahankan hubungan memuaskan dan penuh arti antara para orang tua lanjut usia dengan anak-anak
3).  Memperkokoh hubungan perkawinan
Masalah kesehatan yang dihadapi meliputi :
1).  Kebutuhan promosi kesehatan
2).  Masalah hubungan perkawinan
3).  Komunikasi dan hubungan dengan anak-anak, ipar, cucu dan orang lanjut usia
4).  Masalah yang berhubungan dengan perawatan lansia yang tidak mampu merawat diri sendiri
h.    Tahap kedelapan
Keluarga masa pensiun dan lansia (juga menunjuk kepada anggota keluarga yang berusia lanjut atau pensiu hingga pasangan yang sudah meninggal dunia).
Tugas-tugas perkembangan keluarga dalam tahap ini adalah :
1).  Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
2).  Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
3).  Mempertahankan hubungan perkawinan
4).  Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
5).  Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
6).  Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan dan intensias hidup)
Masalah kesehatan yang dihadapi meliputi :
Faktor-faktor seperti menurunnya fungsi dan kekuatan fisik, sumber finansial yang tidak memadai, kesepian dan kehilangan yang dialami lansia menunjukkan adanya kerentanan psikofisiologi dari lansia. Promosi kesehatan tetap menjadi bagian yang penting khususnya bidang nutrisi, latihan, penanganan cedera, penggunaan obat yang aman, pemakaian pelayanan preventif.
7.    Keluarga Sebagai Unit  Pelayanan yang Dirawat
Keluarga dijadikan sebagai unit pelayanan karena masalah keluarga sering berkaitan dan saling mempengaruhi antar sesame anggota keluarga dan mempengaruhi pula keluarga-keluarga di sekitarnya atau masyarakat secara keseluruhan.
Alasan keluarga  sebagai unit pelayanan (Ruth B. Freeman, 1981) adalah :
a.    Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat.
b.    Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbukan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya.
c.    Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan apabila salah satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga yang lainnya,
d.    Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu (pasien), keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan anggotanya.
e.    Keluarga merupakan perantara efektif dan mudah untuk berbagai usaha kesehatan masyrakat.
8.    Asuhan Keperawatan Keluarga
a.    Pengertian Keperawatan Keluarga
Menurut Salvicion G.Bailon dan Areceli S. Maglaya (1978) :
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan kepada keluarga sebagai unit atau satu kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan dan melalui perawatan sasaran.
b.    Tujuan Keperawatan
Tujuan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah :
1.    Tujuan umum
Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga sehingga dapat meningkatkan status kesehatan keluarganya.
2.    Tujuan khusus
(a)  Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga.
(b)  Meningkatkan kemampuan keluargadalam menanggulangi masalah kesehatan dasar dalam keluarganya.
(c)  Meningkatkan kemampuan dalam mengambil keputusan yang tepat dalammengatasi masalahkesehatan anggotanya.
(d)  Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap anggota keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya.
(e)  Meningkatkan peroduktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya
c.    Proses Keperawatan Keluarga
Keluarga adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan menuju pada pencapaian tujuan keluarga. Proses keperawatan keluarga merupakan suatu proses pemecahan masalah yang sistematis yang digunakan ketika bekerja pada keluarga sebagai suatu sistem.

9.    Keluarga Kelompok Risiko Tinggi
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga, yang menjadi prioritas utama adalah keluarga yang tergolong risiko tinggi dalam bidang kesehatan, meliputi :
a.    Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah sebagai berikut :
1).  Tingkat sosial ekonomi rendah
2).  Keluarga kurang atau tidak mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri
3).  Keluarga dengan keturunan yang kurang baik/keluarga dengan penyakit keturunan
b.    Keluarga dengan ibu yang berisiko :
1).  Umur ibu 16 tahun atau lebih dari 35 tahun
2).  Menderita kekurangan gizi
3).  Menderita hipertensi
4).  Primipara atau multipara
5).  Riwayat persalinan dengan komplikasi
c.    Keluarga dimana anak dengan risiko tinggi, karena :
1).  Lahir prematur/BBLR
2).  Berat badan sukar naik
3).  Lahir dengan cacat bawaan
4).  ASI ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi
5).  Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi dan anaknya.
d.    Keluarga yang mempunyai masalah dalam hubungan antara anggota keluarga
1).  Anak yang tidak dikehendaki dan pernah dicoba untuk digugurkan
2).  Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan sering timbul cekcok dan ketegangan
3).  Ada anggota keluarga yang sering sakit
4).  Salah satu orang tua (suami/istri) meninggal, cerai atau lari meninggalkan keluarganya
10. Peran Perawat Keluarga
Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada keluarga sebagai unit untuk mewujudkan keluarga sehat.
Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah sebagai berikut :
a.    Pendidik
Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar dapat melakukan program asuhan keperawatan kesehatan keluarga secara mandiri dan bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga
b.    Koordinator
Koordinasi diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang komprehensif dapat tercapai.
c.    Pengawas kesehatan
Perawat harus melakukan “home visit” atau kunjungan rumah yang teratur untuk mengidntifikasi atau melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.
d.    Konsultan (penasehat)
Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga di dalammengatasi masalah kesehatan. Oleh karena itu perawat harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya.
e.    Kolaborasi
Perawat komunitas juga harus bekerja sama dengan pelayanan Rumah Sakit atau anggota tim kesehatan lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang optimal
f.     Fasilitator
Perannya adalah membantu di dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat kesehatan.
g.    Modifikasi lingkungan
Perawat komunitas juga harus dapat memodifikasi lingkungan, baik lingkungan rumah maupun lingkungan masyarakat agar dapat tercipta lingkungan yang sehat.
11. Koping Keluarga
Koping keluarga didefinisikan sebagi respon yang positif, sesuai dengan masalah, afektif, persepsi dan respon perilaku yang digunakan keluarga subsistemnya untuk memecahkan suatu masalah auat mengurangi stress yang diakibatkan oleh masalah atau peristiwa.
Tipe-tipe strategi koping :
a.    Strategi koping internal :
1).  Mengandalkan kelompok keluarga
2).  Penggunaan humor
3).  Pengungkapan bersama yang semakin meningkat (memelihara ikatan)
4).  Mengontrol arti/makna  dari masalah, pembentukan kembali kognitif dan penilaian pasifpemacahan masalah keluarga secara bersama-sama
5).  Fleksibilitas peran
6).  Normalisasi
b.    Strategi koping keluarga eksternal :
1).  Mencari informasi
2).  Memelihara hubungan aktif dengan komunitas
3).  Mencari dukungan sosial
4).  Penggunaan jaringan dukungan sosial informal
5).  Penggunaan sistem-sistem sisial formal
6).  Penggunaan kelompok-kelompok mandiri
7).  Mencari dukungan spiritual
E.   Proses Keperawatan Kesehatan Keluarga
1.    Definisi
Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah dan keperawatan keluarga. Merencanakan asuhan keperawatan sampai melaksanakan intervensi keperawatan terhadap keluarga sesuai dengan rencana yang telah disusun dan mengevaluasi mutu hasil asuhan keperawatan yang dilaksanakan terhadap keluarga.
Proses keperawatan merupakan proses yang dinamis yang memerlukan dasar pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari dan diselidiki dengan menggunakan pemikiran yang tajam.
Proses keperawatan merupakan susunan metode pemecahan masalah yang meliputi pengkajian keperawatan, identifikasi/analisa masalah (diagnosa keperawatan), perencanaan, implementasi dan evaluasi yang masing-masing berkesinambungan serta memerlukan kecakapan keterampilan profesional tenaga keperawatan.
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Hal ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Asuhan keperawatan dilakukan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan untuk meningkatkan, mencegah dan memulihkan kesehatan.
2.    Tahap-tahap Proses Keperawatan
Tahap-tahap dalam proses keperawatan saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan bersifat dinamis dan disusun secara sistematis untuk menggambarkan perkembangan dari tahap yang satu ke tahap yang lainnya. Adapun tahap-tahap tersebut sebagai berikut :
a.    Pengkajian
Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk mengukur keadaan klien/keluarga dengan memakai norma-norma kesehatan keluarga maupun social yang merupakan system terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk mengatasinya.
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dengan keluarga, observasi fasilitas dalam rumah, pemeriksaan fisik pada setiap anggota keluarga dan menggunakan data sekunder melalui studi dokumantasi.
Dalam pengumpulan data, yang perlu dikaji adalah :
1).  Data umum
a).  Identitas kepala keluarga yang meliputi nama, alamat, pekerjaan, pendidikan dan komposisi dalam keluarga
b).  Tipe keluarga
c).   Suku bangsa
d).  Agama
e).  Struktur sosial ekonomi keluarga
f).    Aktivitas rekreasi keluarga
2).  Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a).  Tahap perkembangan keluarga saat ini
b).  Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
c).   Riwayat kesehatan keluarga inti
d).  Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
3).  Data lingkungan
a).  Karakteristik rumah
b).  Karakteristik tetangga dan komunitasnya
c).   Mobilisasi geografis keluarga
d).  Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
e).  Sistem pendukung keluarga
4).  Struktur keluarga
a).  Struktur peran
b).  Nilai atau norma keluarga
c).   Pola komunikasi keluarga
d).  Struktur kekuatan keluarga
5).  Fungsi keluarga
a).  Fungsi ekonomi
b).  Fungsi mendapatkan status sosial
c).   Fungsi pendidikan
d).  Fungsi sosialisasi
e).  Fungsi pemenuhan kebuthan
f).    Fungsi religius
g).  Fungsi rekreasi
h).  Fungsi reproduksi
i).    Fungsi sfeksi
6).  Stress dan koping keluarga, yang terdiri atas stressor jangka pendek dan jangka panjang
7).  Pemeriksaan fisik anggota keluarga
8).  Harapan keluarga
b.     Analisa Data
Di dalam menganalisa data, ada tiga norma yang harus diperhatikan dalam melihat perkembangan kesehatan keluarga yaitu :
(1)  Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga, meliputi fisik, mental, sosial, anggota keluarga, keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota, keadaan gizi, status imunisasi, kehamilan dan KB.
(2)  Keadaan rumah dan situasi lingkungan meliputi ventilasi, penerangan, kebersihan, konstruksi luas rumah, sumber air minum, jamban keluarga, tempat pembuangan air limbah, pemanfaatan pekarangan yang ada.
(3)  Perumusan masalah meliputi sifat-sifat keluarga, dinamika dalam keluarga, komunikasi dalam keluarga, interaksi, kebiasaan, kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan anggota keluarganya dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga.
c.    Perumusan Masalah
Setelah dianalisa, maka selanjutnya dirumuskan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga. Perumusan masalah kesehatan keluarga dapat menggambarkan keadaan kesehatan dan status keluarga, karena merupakan hasil pemikiran dan pertimbangan yang mendalam tentang situasi kesehatan, lingkungan, norma, nilai dan kultur yang dianut oleh keluarga tersebut.
Dalam tipologi masalah kesehatan keluarga ada tiga kelompok masalah besar yaitu :
(1)  Ancaman kesehatan : adalah keadaan yang dapat memungkinkan terjadinya penyakit, kecelakaan dan kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan. Yang termasuk adalah :
a).  Penyakit keturunan
b).  Keluarga/anggota keluarga yang menderita penyakit menular
c).   Jumlah anggota keluarga terlalu besar dan tidak sesuai dengan kamampuan dan sumber daya keluarga
d).  Kekurangan atau kelebihan gizi
e).  Keadaan yang dapat menimbulkna stress
f).    Sanitasi lingkungan buruk
g).  Kebiasaan yang merugikan kesehatan
h).  Imunisasi anak tidak lengkap
i).    Riwayat persalinan sulit
(2)  Kurang/tidak sehat adalah kegagalan dalam memantapkan kesehatan termasuk adalah keadaan sakit serta kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak yang tidak sesuai dengan pertumbuhan normal
(3)  Situasi kritis adalah saat-saat yang banyak menuntut individu atau keluarga dalam mengetahui diri termasuk juga dalamhal sumber daya keluarga. Yang termasuk adalah perkawinan, kehamilan, persalinan, masa nifas, menjadi orangtua, penambahan anggota keluarga, abortus, anak masuk sekolah, anak remaja, kehilangan pekerjaan, kematian anggota keluarga dan pindah rumah.
d.    Diagnosa keperawatan tingkat keluarga
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan tentang faktor-faktor yang mempertahankan respon/tanggapan yang tidak sehat dan menghalangi perubahan yang diharapkan. Dalam menetapkan diagnosa, ditetapkan berdasarkan faktor risiko dan faktor potensial terjadinya penyakit atau masalah kesehatan. Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan formulasi PES (problem, etiologi dan sign).
Contoh diagnosa keperawatan yang  ditetapkan dalam keluarga adalah  :
(1)  Ketidak sanggupan keluarga mengenal masalah kesehatan, disebabkan karena :
a).  Kurang pengetahuan/ketidak tahuan tentang fakta
b).  Rasa takut akibat masalah yang diketahui
c).   Sikap dan falsafah hidup
(2)  Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat, disebabkan karena :
a).  Tidak memahami mengenai sifat, berat dan luas masalah
b).  Masalah kesehatan tidak begitu menonjol
c).   Keluarga tidak sanggup memilih tindakan diantara beberapa pilihan
d).  Keitdakcocokan pendapat dari anggota keluarga
e).  Keluarga tidak snggup memecahkan masalah karena kurang pengetahuan dan kurangnya sumber daya keluarga
f).    Tidak tahu tentang fasilitas kesehatan yang ada
g).  Takut dari akibat tindakan
h).  Sikap negatif dari masalah kesehatan
i).    Fasilitas kesehatan tidak terjangkau
j).    Kurang percaya terhadap petugas dan lembaga kesehatan
k).   Kesalahan informasi terhadap tindakan yang diharapkan
(3)  Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, disebabkan karena :
a).  Tidak mengetahui keadaan penyakit
b).  Tidak mengetahui perkembangan keperawatan yang dibutuhkan
c).   Kurang/tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan
d).  Tidak seimbang sumber-sumber yang ada dalam keluarga
e).  Sikap negatif terhadap yang sakit
f).    Konflik individu dalam keluarga
g).  Sikap dan pandangan hidup
h).  Perilaku yang mementingkan diri sendiri
(4)  Ketidaksanggupan keluarga memelihara rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga, disebabkan karena :
a).  Sumber-sumber keluarga tidak mencukupi
b).  Kurang dapat melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan rumah
c).   Ketidaktahuan tentang sanitasi lingkungan
d).  Sikap dan pandangan hidup
e).  Ketidak kompakan antara anggota keluarga
(5)  Ketidak mampuan menggunakan sumber di masyarakat guna memelihara kesehatan, disebabkan karena :
a).  Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada
b).  Tidak memahami keuntungan yang diperoleh
c).   Kurang percaya kepada petugas dan lembaga kesehatan
d).  Pengalaman yang kurang baik dari petugas kesehatan
e).  Rasa takut akibat dari tindakan
f).    Tidak terjangkau fasilitas yang diperlukan
g).  Tidak adanya fasilitas yang diperlukan
h).  Rasa asing dan tidak ada dukungan dari masyarakat
i).    Sikap dan falsafah hidup


e.    Prioritas Masalah
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prioritas masalah adalah sebagai berikut :
(1)  Tidak mungkin masalah kesehatan dan keperawatan yang ditemukan dalam keluarga dapat diatasi sekaligus
(2)  Perlu diperhatikan masalah yang dapat mengancam kehidupan keluarga
(3)  Perlu mempertimbangkan respon dan perhatian keluarga terhadap asuhan keperawatan yang diberikan.
(4)  Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi
(5)  Sumber daya keluarga yang dapat menunjang pemecahan masalah
(6)  Pengetahuan dan kebudayaan keluarga
Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga harus terdapat beberapa kriteria yaitu :
(a)  Sifat masalah yang meliputi kesehatan keadaan sakit, situasi kritis
(b)  Kemungkinan masalah dapat diubah
(c)  Potensial masalah untuk dicegah/dirubah
(d)  Sifat masalah
Skala prioritas masalah :
Tabel 2.2 Skala prioritas masalah
No.
Kriteria
Nilai
Bobot
1.
Sifat masalah :
a.    Tidak/kurang sehat
b.    Ancaman kesehatan
c.    Krisis

3
2
1

1
2.
Kemungkinan masalah dapat diubah :
a.    Dengan mudah
b.    Hanya sebagian
c.    Tidak dapat

2
1
0

2
3.
Potensial masalah dicegah :
a.    Tinggi
b.    Cukup
c.    Rendah

3
2
1
1
4.
Sifat masalah :
a.    Masalah berat harus ditangani
b.    Masalah tidak perlu segera ditangani
c.    Masalah tidak dirasakan

2
1
0
1

Skoring :
1.    Tentukan skor untuk tiap masalah
2.    Skor dibagi angka tertinggi dikalikan dengan bobot, dengan rumus :
Skor
Angka tertinggi
 
 
x  Bobot

3.    Jumlah skor untuk semua kriteria
4.    Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot
f.     Perencanaan
Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi. Rencana perawatan kesehatan keluarga tergantung dari kondisi masing-masing keluarga yang dihadapi.
Ciri-ciri rencana perawatan keluarga  adalah :
1.    Berpusat pada tindakan-tindakan yang dapat memecahkan atau meringankan masalah yang dihadapi
2.    Merupakan hasil dari suatu proses yang sistematis yang telah dipelajari melalui pikiran yang logis
3.    Rencana perawatan keluarga berhubungan dengan masa yang akan datang
4.    berkaitan dengan masalah kesehatan dan masalah keperawatan yang diidentifikasi
5.    Rencana perawatan merupakan cara untuk mencapai tujuan
Kualitas rencana keperawatan sangat tergantung kepada :
1.  Penentuan masalah kesehatan dan keperawatan yang jelas dan didasarkan kepada analisa yang menyeluruh tentang masalah situasi keluarga
2.  Rencana yang relistis
3.  Sesuai dengan tujuan dan falsafah keperawatan
4.  Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga
5.  Dibuat secara tertulis
g.    Tindakan Keperawatan
Dalam memilih tindakan keperawatan ada 2 faktor yang perlu diperhatikan yaitu :
1.  Sifat masalah
2.  Sumber-sumber yang tersedia untuk pemecahan masalah
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih tindakan keperawatan :
1.  Merangsang keluarga mengenal dan menerima masalah dan kebutuhan kesehatan mereka, melalui :
a).  Memperluas pengetahuan keluarga melaui penyuluhan kesehatan
b).  Membantu keluarga melihat situasi dan akibat dari situasi tersebut
c).   Mengaitkan kebutuhan kesehatan dan sasaran keluarga
d).  Mengembangkan sifat positif dalam keluarga
2.  Menolong keluarga untuk menetukan tindakan keperawatan
a).  Merundingkan dengan keluarga mengenai akibat-akibat bila mereka tidak mengambil tindakan
b).  Memperkenalkan kepada keluarga alternatif yang dapat mereka pilih dan sumber yang diperlukan dalam melakukan tindakan keperawatan
c).   Merundingkan dengan keluarga akibat dari tindakan atau kemungkinan efek yang timbul

3.  Menumbuhkan kepercayaan keluarga terhadap perawat
a).  Memberikan asuhan keperawatan kepada mereka yang sakit
b).  Mencari cara untuk mengurangi ancaman kesehatan dan perkembangan kepribadian para anggotanya
c).   Membantu memperbaiki fasilitas fisik rumah dengan menolong keluarga memperbaiki yang sudah ada
d).  Mengembangkan pola komunikasi dengan keluarga agar terjadi saling pengertian yang mendalam
e).  Membantu keluarga mengembangkan kesanggupan mereka dalam memenuhi kebutuhan psikososial para anggotanya
f).    Mencegah rintangan dalam mengadakan rujukan
g).  Perawat harus mempunyai pengetahuan yang luas tentang sumber daya yang ada di masyarakat dan bagaimana memanfaatkannya
h.    Evaluasi
Evaluasi merupakan tujuan yang ingin  dicapai, yang apabila tidak tercapai maka perlu dicari penyebabnya.
Tolak ukur yang dipakai dalam evaluasi adalah kriteria keberhasilan, standar keperawatan dan perubahan perilaku. Metode penilaian yang digunakan adalah observasi langsung, wawancar, memeriksa laporan dan latihan simulasi.

Sedangkan hasil asuhan keperawtan dapat diukur dari tiga dimensi yaitu :
1).  Keadaan fisik
2).  Psikologis dan sikap
3).  Pengetahuan dan perubahan perilaku
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara optimal.
S   :     Adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara subjektif setelah dilakukan intervensi keperawatan
O   :     Adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan intervansi keperawatan
A   :     Adalah  analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan yang terkait dengan diagnosa
P   :     Adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada tahap evaluasi
i.      Dokumentasi
Dokumentasi adalah sistem pencatatan dari seluruh proses keperawatan yang dapat berfungsi sebagai aspek legal dalam tindakan keperawatan yang dilakukan.



DAFTAR PUSTAKA

Doenges, ME, dkk, (1999), Rencana Asuhan Keperawatan, (edisi 3), jakarta :EGC
Effendy, (1998), Dasar-Dasar Keperawatam Kesehatan Masyarakat, (edisi 3), Jakarta : EGC
Mansjoer A, dkk, (2000), Kapita Selekta Kedokteran, (edisi 3 jilid 1), Jakarta : Aesculapius
Price, SA & Wilsom, LM, (2005), Patofisiologi, (vol 1 & 2 edsi 6), Jakarta : EGC
Profil Puskesmas Batua, (2007), Laporan Penderita Hipertensi, tidak dipublikasikan
Sudiharto, (2005), Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Transkultural, Jakarta : EGC
Suprajitno, (2004), Asuhan Keperawatan Keluarga, Jakarta :EGC
Smeltzer, SC & Bare, BG, (2001), Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, (vol 2 & 3 edisi 8), Jakarta : EGC
http:pjnhk.go.id/berita-artikel/2008/11/15/diabetes-hipertensi  diakses tanggal 07 Agustus 2015
http://spiritia.or.id/Dok/skmenkes812707.pdf  diakses tanggal 07 Agustus 2015
http://astaqauliyah.com/2008/01/10/pengertian_dan_fungsi_rumah_sakit  diakses tanggal 07 Agustus 2015



Tidak ada komentar:

Posting Komentar