Sabtu, 17 Juni 2017

HUBUNGAN MOBILISASI DINI TERHADAP KESEMBUHAN LUKA PADA PASIEN SECTIO CAESAREA DI RSKD IBU DAN ANAK SITI FATIMAH MAKASSAR



HUBUNGAN MOBILISASI DINI TERHADAP KESEMBUHAN LUKA PADA

PASIEN SECTIO CAESAREA DI RSKD IBU DAN ANAK
SITI FATIMAH MAKASSAR

Nur Rahma1, Jamila Kasim2, Sri Angriani3

1STIKES Nani Hasanuddin Makassar
2STIKES Nani Hasanuddin Makassar
3Poltekkes Kemenkes Makassar

ABSTRAK

Sectio caesarea adalah suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus. Bahaya infeksi merupakan ancaman serius sehingga banyak terjadi kematian perkembangan teknologi sectio caesarea demikian majunya sehingga bahayanya makin dapat ditekan. Oleh karenanya pertolongan persalinan sectio caesarea makin banyak dilakukan. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui adanya hubungan mobilisasi dini terhadap kesembuhan luka pada pasien sectio caesare. Populasi dalam penelitian ini diambil dari bulan Maret-Juni 2013 sebanyak 276 ibu yang melakukan persalinan sectio caesarea dan dan dilakukan penelitian pada bulan 1 juli-1 agustus terdapat 32 sampel yang melakukan sectio caesarea di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar. BAHAN DAN METODE yang dilakukan ini yaitu survey analitik dengan pendekatan cross sectional, besar sampel 32 orang yang pemilihannya dilakukan dengan cara accidental sampling. Penelitian ini terdiri dari variabel independen yaitu mobilisasi aktif dan mobilisasi pasif, sedangkan variabel dependennya adalah kesembuhan luka dengan menggunakan uji square dengan tingkat kemaknaan p < (α) = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara mobilisasi aktif terhadap kesembuhan luka (p : 0,021), hubungan antara mobilisasi pasof terhadap kesembuhan luka (p : 0,005). Kesimpulkan dari penelitian ini adalah bahwa ada hubungan yang bermakna antara mobilisasi aktif dan pasif terhadap kesembuhan luka pada pasien section caesarea di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan agar mobilisasi dini dilakukan pada pasien post operasi pembedahan sectio caesarea agar dapat mempercepat proses penyembuhan luka.

Kata Kunci : Mobilisasi aktif, Mobilisasi Pasif, kesembuhan luka.



PENDAHULUAN

Sectio       caesarea       adalah       suatu
pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus (Oxorn, 2010).

Mobilisasi dini bermanfaat untuk mempertahankan mobilisasi fisik secara optimal, maka system saraf, otot dan skeletal harus tetap utuh dan berfungsi dengan baik (Potter, 2006 : 1186).
Menurut      World  Health  Organization
(WHO)
tentang
3.509
kasus
sectio
caesar
pada
tahun
2009,
indikasi
sectio
caesaris
adalah  disporporsi
repcio
peluik (21%), sedangkan indikasi  lain
adalah
gawat janin (14%) plasenta pravis (11%), sectio caecaris (30%), preeklamsi dan hipertensi (7%). sedangkan pada tahun 2007, Namun berkat kemajuan antibiotik, tranfusi
darah,  anartesi  dan
tehnik
operasi  lebih
sempurna
kecenderungan
untuk
melakukan
operasi
ini tanpa
dasar
indikasi
yang cukup kuat. (Juditha, 2009).


Survei sederhana pernah dilakukan di 64 rumah sakit di Indonesia hasilnya tercatat 18.665 kelahiran pada tahun 2009. dari angka kelahiran tersebut, sebanyak 19.5%, 27.3%
diantaranya
merupakan
operasi
caesar  karena
adanya komplikasi
chepao
pelvis disprotion/CPO (ukuran lingkar pinggul
ibu
tidka
sesuai
tingkat
kepala
janin).  Berikutnya  operasi  caesar
akibat
pendarahan
hebat
yang
terjadi
selama
persalinan   sebanyak   11.8%-21%
dan
kelahiran  caesar
karena
janin  sungsang
berkisar 43%-81.7% (Angreni, 2009). Berdasarkan data di Provinsi Sulawesi
Selatan data yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2009 ditemukan 4.305 kasus seksio sesarea sebanyak 135 kasus dan meningkat 530,44%, pada mobilisasi dini waktu kesembuhan luka cepat 17(85%), dan kesembuhan lambat 15(85%), sementara mobilisasi lambat waktu kesembuhan cepat 8(40%), dan kesembuhan lambat 12(60%) (Inayati, 2009 : 3).



Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 6 Tahun 2015 ● ISSN : 2302-1721


655


n
3
12
3
12
2
32

%
9,4
37,5
9,4
37,5
6,2
100,0
Berdasarkan uraian tersebut diatas menggambarkan bahwa jika tidak melakukan mobilisasi post operasi caesare telah menjadi masalah utama, maka penulis tertarik untuk meneliti “Hubungan mobilisasi dini terhadap kesembuhan luka pada pasien section caesarea di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar”

BAHAN DAN METODE

lokasi, sampel, dan populasi penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Survey Analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional, dengan maksud untuk mengetahui hubungan M\mobilisasi dini terhadap kesembuhan luka sectio caesarea.

Populasi penelitian ini adalah semua pasien yang dilakukan tindakan sectio caesarea di RSKD Ibu dan anak Siti Fatimah Makassar. selama proses penelitian sebanyak 276 ibu dari bulan Maret-Juni. Dengan besar sampel sebanyak 32 orang (accidental Sampling).

Pengumpulan dan pengolahan data

Untuk mendapatkan informasi yang diinginkan peneliti menggunakan kuesioner sebagai alat ukur pengumpulan data. Dalam penelitian ini informasi didapatkan dari dua jenis sumber data yaitu data primer dan sekunder.

1.   Selecting
Selecting merupakan pemilihan untuk mengklasifikasikan data menurut kategori
2.   Editing
Editing dilakukan untuk meneliti setiap daftar pertanyaan yang sudah diisi, meliputi kelengkapan pengisian, kesalahan pengisian dan konsistensi dari setiap jawaban.

3.   Koding
Koding merupakan tahap selanjutnya yaitu dengan memberi kode pada jawaban responden.
4.   Tabulasi data
Setelah dilakukan editing dan koding dilanjutkan dengan pengolahan data kedalam suatu tabel menurut sifat sifat yang di miliki sesuai dengan tujuan penelitian.

Analisis Data

Setelah data ditabulasi maka pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputer program SPSS for windows 16,0 yang meliputi : Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Analisis ini menghasilkan distribusi dan %tase dari tiap variable yang diteliti dan Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel independen dan

dependen dengan menggunakan uji statistik Chi-Square dengan tingkat kemaknaan ρ < α (0,05). Dari hasil uji statistik tersebut dapat diketahui tingkat signifikan hubungan antar variabel tersebut.
HASIL PENELITIAN

1.   Analisis Univariat
Tabel 1 Distribusi responden berdasarkan umur pada pasien sectio caesarea di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar

Umur (thn)

n
%
<20 thn

2

6,2
20-25 thn
8
25,0
>25 thn

22

68,8
Total

32

100,0

Dari tabel 1 diketahui bahwa ibu yang melakukan sectio caesarea yang tertinggi adalah umur >25 tahun sebanyak 21 orang (68,8%), kemudian umur 20-25 tahun sebanyak 9 orang (25,0%), dan terendah adalah umur <20 tahun sebanyak 2 orang (6,2%).

Tabel 2 Distribusi responden berdasarkan pendidikan pada pasien sectio caesarea di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar
Pendidikan

n
%
APT

14

43,8
SD
2
6,2
SLTP
8
25,0
SMA
8
25,0
Total

32

100,0

Dari tabel 2 diketahui bahwa ibu yang melakukan sectio caesarea Pendidikan yang terbanyak yaitu APT sebanyak 14 orang (43,8%), SMA sebanyak 8 orang (25,0%), SLTP sebanyak 8 orang (25,0%), sedangkan pendidikan yang paling terendah yaitu SD sebanyak 2 orang (6,2%).

Tabel 3 Distribusi responden berdasarkan Pekerjaan pada pasien sectio caesarea di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar

2013

Pekerjaan

Honorer

IRT

Lain-Lain

PNS

Wiraswasta

Total

Dari tabel 3 diatas, diketahui bahwa pekerjaan ibu hamil terdiri dari Honorer sebanyak 3 orang (9,4%), IRT sebanyak 12


656
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 6 Tahun 2015 ● ISSN : 2302-1721


n % 22 68,8 10 31,2 32 100,0

n % 19 59,4 13 40,6 32 100,0
orang (37,5%), Lain-lain sebanyak 3 orang (9,4%), PNS sebanyak 12 orang (37,5%), dan Wiraswasta sebanyak 2 orang (6,2%).

Tabel 4 Distribusi responden berdasarkan Penghasilan pada pasien sectio caesarea di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar 2013

Penghasilan

n
%





<500.0000
6
18,8
500.000-1.000.000
13
40,6
>1.000.0000
13
40,6





Total
32
100,0






Dari tabel 4 diketahui bahwa penghasilan <500.000 sebanyak 6 orang (18,8%), penghasilan dengan 500.000-1.000.000 sebanyak 13 orang (40,6%), dan penghasilan >1.000.000 sebanyak 13 orang (40,6%).

Tabel 5 Distribusi responden berdasarkan Mobilisasi Aktif pada pasien sectio caesarea di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar 2013

Mobilisasi Aktif

n
%

Dilakukan maksimal

21

65,6

Tidak dilakukan
11
34,4

maksimal






Total

32

100,0


Dari tabel 5 diketahui bahwa yang melakukan mobilisasi aktif yang melakukan secara maksimal sebanyak 21 orang (65,6%), sedangkan yang melakukan tidak melakukan secara maksimal sebanyak 11 orang (34,4%). Dikatakan dilakukan maksimal apabila reponden menjawab pertanyaan pada kuesioner dengan skor >7,5, dan dikatakan Tidak dilakukan maksimal apabila responden menjawab kuesioner dengan skor ≤7,5.

Tabel 6 Distribusi responden berdasarkan Mobilisasi Pasif pada pasien sectio caesarea di RSKD Ibu dan Anak Siti

Fatimah Makassar 2013

Mobilisasi Pasif

Dilakukan Maksimal

 Tidak dilakukan maksimal  Total

Dari tabel 6 diketahui bahwa yang melakukan mobilisasi aktif yang melakukan secara maksimal sebanyak 22 orang (68,8%), sedangkan yang tidak melakukan

secara maksimal sebanyak 10 orang (31,2%). Dikatakan dilakukan maksimal apabila reponden menjawab pertanyaan pada kuesioner dengan skor >7,5, dan dikatakan Tidak dilakukan maksimal apabila responden menjawab kuesioner dengan skor ≤7,5.
Tabel 7 Distribusi responden berdasarkan Kesembuhan Luka pada pasien sectio caesarea di RSKD Ibu dan Anak Siti

Fatimah Makassar 2013

Kesembuhan Luka

Cepat Sembuh

Lama Sembuh

Total


Dari tabel 7 diketahuai bahwa yang melakukan section caesarea dengan frekuensi cepat sembuh sebanyak 19 (59,4%), dan frekuensi Lama sembuh sebanyak 13 orang (40,6%). Dikatakan cepat sembuh apabila reponden dengan cara mengobservasi pasien pasca section caesraea dengan skor >9, dan dikatakan lama sembuh apabila responden menjawab kuesioner dengan skor ≤9.

2.   Analisis Bivariat

Tabel 8 Hubungan antara mobilisasi aktif dengan kejadian kesembuhan luka pada pasien sectio caesarea di RSKD Ibu dan
Anak Siti Fatimah Makassar


Kesembuhan Luka


Mobilisasi Aktif
Cepat

Lama
Total

Sembuh

Sembuh








n

%

n

%


Dilakukan

16
84,2
5
38,5
21

maksimal











Tidak dilakukan

3
15,8
8
61,5
11

maksimal











Total
19
59,4
13
40,6
32














p =
0,021







Dari tabel 8 didapatkan bahwa dari 21 ibu sectio caesarea dengan mobilisasi aktif yang dilakukan secara maksimal yang cepat sembuh sebanyak 16 orang (84,2%), dengan yang lama sembuh sembuh sebanyak 5 orang (38,5%). Sedangkan dari 11 sectio caesarea dengan mobilisasi aktif yang tidak dilakukan secara maksimal dengan yang cepat sembuh sebanyak 3 orang (15,8%), dan f yang lama sembuh sebanyak 8 orang (61,5%).

Berdasarkan nilai hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p = 0,021 yang berarti kurang dari α. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang bermakna



Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 6 Tahun 2015 ● ISSN : 2302-1721


657

antara mobilisasi aktif dengan kesembuhan luka di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar.
Dari data tersebut dapat dilihat dari responden yang melakukan mobilisasi secara aktif dengan secara maksimal yang kesembuhan lukanya cepat sembuh lebih banyak daripada yang tidak melakukan secara maksimal dan lama sembuh.

Tabel 9 Hubungan antara mobilisasi pasif dengan kejadian kesembuhan luka pada pasien sectio caesarea di RSKD ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar



Kesembuhan Luka


Mobilisasi Pasif
Cepat
Lama

Total
sembuh
Sembuh



n

%

n

%


Dilakukan maksimal

17

77,3

5

22,7

22
Tidak dilakukan
2
20,0

8
80,0
10
maksimal










Total

19

59,4

13

40,6

32
p = 0,005






Dari tabel 8 didapatkan bahwa dari 12 ibu sectio caesarea dengan mobilisasi pasif yang dilakukan secara maksimal yang cepat sembuh sebanyak 17 orang ( 77,3%), dean yang lama sembuh sembuh sebanyak 5 orang (22,7%). Sedangkan dari 10 sectio caesarea dengan mobilisasi pasif yang tidak melakukan secara maksimal yang cepat sembuh sebanyak 2 orang (20,0%), dan yang lama sembuh sebanyak 8 orang (80,0%).

Dari data tersebut dapat dilihat dari responden yang melakukan mobilisasi secara aktif dengan secara maksimal yang kesembuhan lukanya cepat sembuh lebih banyak daripada yang tidak melakukan secara maksimal dan lama sembuh.

Berdasarkan nilai hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p : 0,005 yang berarti kurang dari α (0,05). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara mobilisasi aktif dengan kesembuhan luka di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar.

PEMBAHASAN

1.   Hubungan antara mobilisasi aktif dengan kejadian kesembuhan luka pada pasien sectio caesarea di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar

Berdasarkan analisis univariat menunjukkan bahwa jumlah responden yang melakukan mobilisasi secara aktif yang melakukan dengan maksimal sebanyak 21 orang (65,6%) sedangkan mobilisasi aktif yang tidak melakukan secara maksimal sebanyak 11 orang

(34,4%). Sedangkan berdasarkan analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan mobilisasi aktif terhadap kesembuhan luka sectio caesarea, dimana dari 21 responden dengan melakukan mobilisasi secara maksimal terdapat 16 orang (84,2%) yang kesembuhan lukanya cepat sembuh dan terdapat 5 orang (38,5%) yang kesembuhan lukanya lama sembuh. Sedangkan dimana dari 11 responden dengan mobilisasi aktif yang tidak melakukan secara maksimal terdapat 3 orang (15,8%) yang kesembuhan luknya cepat sembuh dan terdapat 8 rang (61,5%) yang kesembuhan lukanya lama sembuh.

Hasil uji statisrik nilai P value sebesar 0,021 nilai P value ini lebih kecil dari alpha (0,05), kesimpulan ada hubungan yang signifikan antara mobilisasi dini aktif terhadap kesembuhan luka.

Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah, teratur, mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup aktivitasnya guna mempertahankan kesehatannya (A. Aziz, 2006)

Latihan rentang gerak aktif (klien menggerakkan semua sendinya dengan rentang gerak tanpa bantuan), aktif (klien tidak dapat menggerakkan setiap sendi dengan rentang gerak), atau berada di antaranya. Rencana keperawatan harus meliputi menggerakkan ekstremitas klien dengan rentang gerak penuh. Latihan rentang gerak pasif harus dimulai segera pada kemampuan klien menggerakkan ekstremitas atau sendi menghilang. Pergerakan dilakukan dengan perlahan dan lembut dan tidak menyebabkan nyeri. Perawat jangan memaksakan sendi melebihi kemampuannya. Setiap gerakan harus diulang 5 kali setiap bagian (Perry & Potter, 2005).Penelitian yang mendukung adalah hasil penelitian oleh ( Khairul Bariah, 2010) bahwa mobilisasi dini aktif efektif terhadap penyembuhan luka pasien sectio caesarea, sehingga bidan dapat menerapkan mobilisasi dini sebagai intervensi dalam mempercepat penyembuhan luka pasien sectio caesarea.

Berdasarkan penjelasan diatas, penulis berasumsi bahwa kemungkinan dengan mobilisasi aktif dapat menyebabkan bertambahnya energi kedalam sel dan meningkatkan oksigenisasi di dalam sel sehingga membantu perbaikan sel-sel tubuh terutama pada proses penyembuhan luka. Dari uji statistik dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan antara mobilisasi dini secara aktif dan pasif yang


658
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 6 Tahun 2015 ● ISSN : 2302-1721

dimana yang melakukan mobilisasi secara aktif lebih banyak daripada mobilisasi secara pasif. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa mobilisasi dini efektif terhadap penyembuhan pasien pasca seksio caesarea khususnya pada mobilisasi secara aktif maupun pasif terhadap penyembuhan luka operasi pasca sectio caesarea, sehingga tenaga medis (Dokter/perawat/Bidan) dapat menerapkan mobilisasi dini sebagai intervensi dalam mempercepat penyembuhan luka pasien sectio caesarea.

2.   Hubungan antara mobilisasi pasif dengan kejadian kesembuhan luka pada pasien sectio caesarea di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar
Berdasarkan analisis univariat menunjukkan bahwa jumlah responden yang melakukan mobilisasi secara pasif dengan maksimal sebanyak 22 orang (68,8%) dan responden yang tidak melakukan dengan maksimal sebanyak 10 orang (31,2%). Sedangkan berdasarkan analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara mobilisasi pasif dengan kejadian kesembuhan luka sectio caesarea, dimana dari 10 responden dengan mobilsasi pasif yang dilakukan dengan maksimal terdapat 17 orang (77,3%) dengan kesembuhan luka yang cepat sembuh dan 5 0rang (22,7%) dengan kesembuhan luka lama sembuh, sedangkan mobilisasi pasif yang tidak melakukan dengan maksimal terdapat 2 responden (20,0%) yang kesembuhan lukanya cepat sembuh sedangakn 8 orang (80,0%) responden dengan mobilisasi pasif terdapat 80,0% dengan kesembuhan luka yang lama sembuh. Berarti terdapat yang signifikan antara mobilisasi pasif dengan kesembuhan luka.

Peneliti mengananlisa hasil uji statistik nilai P value sebesar 0,005 nilai P value ini lebih kecil dari alpha (0,05), kesimpulan ada hubungan yang signifikan antara mobilisasi dini pasif terhadap kesembuhan luka.

Latihan ROM Pasif adalah latihan ROM yang dilakukan pasien engan bantuian perawat setiap-setiap gerakan. Indikasi latihan pasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengn paralisis ekstermitas tota; ( Suratun,

dkk, 2008). Rentang gerak pasif ini berguan untuk menjaga kelenturan otot-otot dan %dian dengn mengrakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dn menggerakkan kaki pasien.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Wiyono dalam Akhrita (2011), yang dalam penelitiannya gterhadap pemulihan kesembuhan luka pasca sectio caesarea. Hasil penelitiannya mengatakan bahwa keberhasilan mobilisasi dini tidak hanya mempercepat proses pemulihan pasca pembedahan namun juga mempercepat pemulihan peristaltik usus pada pasien pasca pembedahan

Berdasarkan penjelasan diatas, penulis berasumsi bahwa pengaruh mobilisasi terhadap system metabolisme dimana dengan tidak melakukan mobilisasi dapat menyebabkan turunnya kecepatan metabolisme dalam tubuh. Hal tersebut dapat dijumpai pada umumnya menurunnya basal metabolisme rate, yang menyebabkan berkurangnya energi untik perbaikan sel-sel tubuh, sehingga dapat mempengaruhi gangguan oksigenasi sel.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dapat dilihat pada analisis bivariat dan pembahasan penelitian, maka penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :

1.   Ada hubungan yang bermakna antara mobilisasi dini aktif terhadap kesembuhan luka pada pasien sectio caesarea di RSKD ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar

2.   Ada hubungan yang bermakna antara mobilisasi dini pasif terhadap kesembuhan luka pada pasien sectio caesarea di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan, maka dikemukakan saran-saran kepada pihak yang terkait, yaitu sebagai berikut :

1.   Bagi ibu diharapkan dapat mengetahui dan memperhatikan pentingnya mobilisasi aktif agar mempercepat proses kesembuhan luka sectio caesarea
2.   Bagi Rumah sakit bahwa kiranya dapat mengetahui bagaimana cara mempercepat proses kesembuhan luka terhadap tindakan pemberian mobilisasi pasif post operasi sectio caesarea yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi baik dari rumah sakit maupun dari klien.







Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 6 Tahun 2015 ● ISSN : 2302-1721





659

DAFTAR PUSTAKA

A.Aziz. 2006. http://beequinn.wordpress.com/nursing/kebutuhan-dasar-manusia-i-kdm-i/mobilisasi/. (diakses pada tanggal 23 Agusuts 2013).

A.Aziz Alimul Hidayat. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan. Salemba Medika : Jakarta

A. Majid M, M.Judha, U.Istianah. 2011. Jurnal. Mobilisasi pasif terhadap kesembuhan luka seksio sesarea.pdf.

(diakses pada tanggal 2 Juli 2013)

Anggreni L. 2009. http://pravitamegaresky.blogspot.com/2012/12/kti-gambaran-persalinan-seksio-sesarea.html (diakses pada tanggal 17 April 2013).

Anik Inayati. 2009. http://ebookuniverse.net/id/jurnal+pdf/pengaruh mobilisasi dini terhadap kesembuhan luka pada post operasi section caesarea (diakses pada tanggal 17 april 2013).

Chandranita, Ida Ayu. (2009). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. EGC : Jakarta

Eny Retna, 2009. Perbedaan Efektifitas mobilisasi aktif. http://cungkringgendut.blogspot.com (diakses pada tanggal 15 Aprel 2013)

Fauzi, C.M. 2009. Perbedaan Efektifitas mobilisasi aktif. http://cungkringgendut.blogspot.com (diakses pada tanggal 15 Aprel 2013)

Handrawan Nadesul. 2009. Kiat Sehat Pranikah. Kompas Media Nusantara : Jakarta

Ida Ayu Candranita Manuaba. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. EGC : Jakarta

Farrer. 2010. http://id.scribd.com/doc/125084791/Hubungan-Tingkat-Pengetahuan-Ibu-Tentang-Sectio-Caesaria

Jurditha. 2009. http: //ebookuniverse.net/id/ jurnal+mobilisasi+ dini+ post+ sectio+caesa rea (diakses pada tanggal 17 april 2013).

Kanisius. 2008. Membangun Budaya Keselamatan Pasien Dalam Praktik Kedokteran. Anggota IKAPI : Yogyakarta

Khairul Bariah 2010. Jurnal. Pengaruh_mobilisasi_dini_terhadap_pemulihan.pdf. (diakses pada tanggal 10 Juni 2013).

M. Hakimi, Ph. D. 2010. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan. CV. Andi Offset : Yogyakarta Musrifatul Uliyah. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan. Salemba Medika : Jakarta Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba : Jakarta

Oxorn. Harry dan William R.Forte, (2010). Ilmu Kebidanan, Patologi dan Fisiologi Persalinan. Yayasan Esentia Medika. Yogyakarta

Potter & Perry. 2005. http://kovilomus-mardn.blogspot.com/2013/04/pengaruh-latihan-rentang-gerak-sendi.html. (diakses pada tanggal 23 Agustus 2013).

Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. EGC : Jakarta Suratun. 2008. Klien gangguan system musculoskeletal. EGC : Jakarta
Rondhianto. (2008). Keperawatan Perioperatif . http : // athearobiansyah. blogspot. com Sarwono. Prawiroharjo,. 2005. Ilmu Kandungan, Cetakan ke-4. PT Gramedi Stuart, Gail : Jakarta









660
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 6 Tahun 2015 ● ISSN : 2302-1721

Tidak ada komentar:

Posting Komentar