HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU IBU
HAMIL DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DI
PUSKESMAS
AJANGALE KABUPATEN BONE
Arni1, Eddyman W. Ferial2,
Jamila Kasim3
1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar
2 Universitas Hasanuddin Makassar
3 STIKES Nani Hasanuddin Makassar
(Alamat
Korespondensi : arni_muaniezt@yahoo.co.id / 085394445716)
ABSTRAK
Gizi
dan Nutrisi ibu hamil merupakan hal penting yang harus dipenuhi selama
kehamilan berlangsung. Resiko akan kesehatan janin yang sedang dikandung
dan ibu yang mengandung akan berkurang jika ibu hamil mendapatkan gizi dan
nutrisi yang seimbang. Oleh karena itu, keluarga dan ibu hamil haruslah
memperhatikan mengenai hal ini. Gizi atau nutrisi ibu hamil kondisinya sama
saja dengan pengaturan gizi mengenai pola makan yang sehat. Cuman saja, ibu
hamil harus lebih hati-hati dalam memilih makanan karena mengingat juga
kesehatan janin yang sedang dikandungnya.Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan pengetahuan
perilaku ibu hamil dalam memenuhi kebutuhan nutrisi dengan status gizi ibu
hamil di Puskesmas Ajangale.Desain yang digunakan adalah cross
sectional, besar sampel 33 orang yang pemilihannya dilakukan dengan cara
purposive sampling. Penelitian ini telah dilaksanakan pada 18 Juli sampai
dengan 10 Agustus di Puskesmas Ajangale Kabupaten Bone. Variabel independen
adalah pengetahuan dan perilaku ibu hamil dalam memenuhi nutrisi, variabel
dependennya adalah status gizi ibu dengan menggunakan uji chi square dengan
tingkat kemaknaan P £ 0,05.Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara
pengetahuan tentang nutrisi dengan status gizi (P = 0,004), dan perilaku dalam
memenuhi nutrisi dengan status gizi (P = 0,009).Berdasarkan hasil penelitian
tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetauan
dan perilaku ibu hamil dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi dengan status gizi ibu.
Kata Kunci : Pengetahuan, Perilaku Ibu Hamil, Nutrisi, Status Gizi
PENDAHULUAN
WHO (World Health Organization) menganjurkan jumlah
tambahan sebesar 150 Kkal sehari pada trimester I, dan 350 Kkal sehari pada
trimester II dan III (Waryana, 2010). Menurut badan kesehatan dunia WHO
melaporkan bahwa ibu hamil yang mengalami defisiensi besi sekitar 35-75%
(Purwoko, dkk, 2011). Menurut penelitian yang dilakukan di Boston tahun 2005
menunjukkan bahwa ibu hamil dengan kurang gizi dapat melahirkan bayi lahir
mati, meninggal setelah beberapa hari lahir, dan bayi lahir dengan kecacatan
(Anastasya, 2013).
Menurut penelitian yang dilakukan di Jawa Tengah tahun
2010 menunjukkan dari sampel 357 ibu hamil, ada 69 ibu hamil (19,33%) yang
mengalami kekurangan gizi dalam kehamilan (Yulianti, dkk, 2010). Presentase ibu
hamil yang mengalami masalah gizi dari data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah tahun 2006 sebesar 20% (Yulianti, dkk,2010). Menurut data dari Dinas
Kesehatan Kota Pekanbaru jumlah ibu hamil yang mengalami kurang gizi pada tahun
2011 ada sebanyak 2434 orang (Anastasya, 2011
Data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara tahun 2010
cakupan kunjungan ibu hamil ada 87,49 %, di Kota Manado ada 89,66 %.
Berdasarkan dari data awal yang dilakukan peneliti, Bulan Januari - April tahun
2013 ada sebanyak 369 ibu hamil di Puskesmas Bahu Kota Manado. Ada sekitar
15-20 ibu hamil setiap hari yang datang memeriksakan kehamilan mereka disana,
dan sesuai yang ditinjau oleh peneliti dari 2 ibu hamil yang ditanyakan
peneliti, mereka belum terlalu memahami tentang pemenuhan gizi yang tepat
selama kehamilan mereka sepertihanya mengetahui 4 sehat 5 sempurna saja makanan
yang diperlukan dalam kehamilan.
Berdasarkan data yang diambil dari rekam medik Puskesmas
Ajangale Kab. Bone, jumlah ibu hamil dari tahun 2012 sebanyak 441 jiwa, dan
dari tahun 2013 sebanyak 440 jiwa.
Data di atas
memberikan gambaran bahwa masalah gizi ibu hamil sangat penting bagi
pertumbuhan dan perkembangan janin maka peneliti merasa tertarik untuk
mengetahui gambaran status gizi pada ibu hamil di Puskesmas Ajangale Kab.Bone.
Jika ibu hamil tidak
mengalami berbagai macam gejala seperti anemia, gusi berdarah dan gejala
lainnya, maka ibu hamil tersebut dapat dikatakan telah mencukupi kebutuhan akan
gizi dan nutrisinya. Hal yang lebih penting untuk mengecek kecukupan nutrisi
selama kehamilan adalah tentunya melalui perkembangan berat badan selama kehamilan.
BAHAN DAN METODE
Lokasi, Populasi, dan Sampel
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriktif
analitik dengan metode cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan
pengetahuan dan perilaku ibu hamil dalam memenuhi kebutuhan nutrisi dengan
status gizi ibu hamil.
Penelitian ini telah dilakukan pada 18 Juli sampai 10
Agustus di Puskesmas Ajangale Kabupaten Bone 2014.
Populasi pada ibu hamil di puskesmas Ajangale Kab. Bone pada tahun 2014
sebanyak 440 jiwa dan besar sampel sebanyak 33 reponden.
Adapun kriteria inklusi dan eksklusi dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Kriteri Inklusi
a. Ibu hamil di puskesmas Ajangale Kabupaten Bone
b. Bersedia menjadi responden
c. Dapat berkomunikasi dengan baik.
2. Kriteria Eksklusi
a. Ibu hamil bukan di Puskesmas Ajangale Kaupaten Bone.
b. Tidak bersedia menjadi responden
c. Tidak mampu berkomunikasi dengan baik.
Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah memberikan
koesioner kepada responden. Data yang dikumpulkan dimulai dari pengumpulan data
awal di Puskesmas Ajangale, kemudian data selanjutnya dari kuesioner yang di
maksudkan untuk mengetahui pengetahuan dan perilaku ibu hamil dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi dengan status gizi ibu hamil. Pada saat pengumpulan data,
peneliti menjelaskan waktu, tujuan, dan manfaat kepada calon responden, dan
jika mereka bersedia maka pengumpulan data dimulai.
Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan secara manual
(Dengan mengisi kuesioner yang disediakan). Adapun langkah-langkah pengolahan
data sebagai berikut:
1.
Seleksi
Merupakan pemilihan untuk
mengklasifikasikan data menurut kategori.
2.
Edit
Editing dilakukan untuk meneliti setiap
daftar pertanyaan yang sudah diisi, meliputi kelengkapan pengisian, kesalahan
pengisian dan konsistensi dari setiap jawaban.
3.
Kodding
Kodding merupakan tahap selanjutnya
yakin dengan memberi kode pada jawaban responden.
4.
Tabulasi data
Setelah dilakukan editing dan kodding,
dilanjutkan dengan pengolahan data kedalam satu tabel menurut sifat-sifat yang
dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian
Analisis Data
1. Analisis Univariat
Dilakukan terhadap tiap-tiap variabel
dari hasil penelitian untuk melihat distribusi frekuensi dan presentase dari
setiap variabel data
2. Analisis Bivariabel
Untuk mengetahui perbandingan dari
setiap variabel dependen dan variabrl independen yang di uji statistik uji chi-square
dengan tingkat kemaknaan P < 0,05. Uji statistik menggunakan komputer
program SPSS
HASIL PENELITIAN
1. Analisis
Univariat
Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di Puskesmas
Ajangale Kab. Bone
Kelompok Umur (Tahun)
|
n
|
%
|
<25 tahun
|
7
|
21,2
|
25-30 tahun
|
14
|
42,4
|
>30 tahun
|
7
|
21,2
|
Jumlah
|
33
|
100
|
Berdasarkan Tabel 1, menunjukkan bahwa dari 33 responden,
kelompok umur responden terbanyak adalah 25-30 tahun sebanyak 14 (42,4%)
responden, kelompk umur <25 tahun sebanyak 12 (36,4%) responden dan kelompok
umur >30 tahun sebanyak 7 (21,2%) responden.
Tabel 2 Karakteristik
Responden Berdasarkan Pendidikan Di Puskesmas Ajangale Kab. Bone
Kelompok Pendidikan
|
n
|
%
|
SD
|
7
|
21,2
|
SMP
|
5
|
15,2
|
SMA
|
14
|
42,2
|
Perguruan Tinggi
|
7
|
21,2
|
Jumlah
|
33
|
100
|
Berdasarkan Tabel 2, menunjukkan bahwa dari 33 responden,
kelompok pendidikan terbanyak adalah kelompok prndidikan SMA sebanyak 14
(42,4%) responden, kelompok pendidikan SD dan perguruan tnggi masing-masing
sebanyak 7 (21,2%) responden dan kelompok pendidikan SMP sebanyak 5 (15,2%).
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Gizi di
Puskesmas Ajangale kab. Bone
Status Gizi
|
n
|
%
|
Baik
|
26
|
78,8
|
Kurang
|
7
|
21,2
|
Jumlah
|
33
|
100
|
Pada Tabel 3,
menunjukkan bahwa dari 33 responden, yang menunjukkan status gizi terpenuhi
sebanyak 26 (78,8%) responden, dan yang menunjukkan status gizi kurang sebanyak
7 (21,2%) responden.
Tabel
4 Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Pengetahuan di Puskesmas Ajangale Kab. Bone
Pengetahuan
|
n
|
%
|
Cukup
|
25
|
75,8
|
Kurang
|
8
|
24,2
|
Total
|
33
|
100
|
Pada tabel 4 menunjukkan bahwa dari 33 responden, yang
menunjukkan pengetahuan yang cukup sebanyak 28 (75,8%) responden sedangkan yang
menunjukkan pengetahuan kurang sebanyak 8 (24,2%) responden.
Tabel
5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Perilaku di Puskesmas Ajangale Kab. Bone
Perilaku
|
n
|
%
|
Baik
|
24
|
72,7
|
Kurang
|
9
|
27,3
|
Jumlah
|
33
|
100
|
Pada tabel 5 menunjukkan bahwa dari 33 responden, yang menunjukkan
sikap yang baik sebanyak 24 (72,7%) responden sedangkan yang menunjukkan sikap
yang kurang baik sebanyak 9 (27,3%) responden.
2. Analisis Bivariabel
Tabel
6 Berdasarka Hubungan Pengetahuan Dalam Memenuhi Kebutuhan nutrisi Dengan status
gizi Ibu di Puskesmas Ajangale Kab. Bone
Pengetahuan
|
Status Gizi
|
|||||
Baik
|
Kurang
Baik
|
Total
|
||||
n
|
%
|
n
|
%
|
n
|
%
|
|
Cukup
|
23
|
69,7
|
2
|
6,1
|
25
|
75,8
|
Kurang
|
3
|
9,1
|
5
|
15,2
|
8
|
24,2
|
Jumlah
|
26
|
78,8
|
7
|
21,2
|
33
|
100
|
ρ = 0,004,
α = 0,005
|
Berdasarkan data dari tabel
diatas dari 33 responden terdapat 8 responden (24,2%) dengan pengetahuan kurang
dimana status gizi kurang baik terpenuhi
sebanyak 5 responden (15,2%) dan
status gizi baik sebanyak 3 responden (9,1%). Sedangkan responden dengan
pengetahuan cukup sebanyak 25 responden (75,8%) dimana status gizi kurang baik
sebanyak 2 responden (6,1%) dan status gizi baik sebanyak 23 responden (69,7%).
Setelah dilakukan uji statistik dengan fisher
exact test diperoleh nilai p = 0,004 < α (0,05) sehingga Ho ditolak dan
Ha diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu hamil
dalam memenuhi kebutuhan nutrisi dengan status gizi ibu hamil di Puskesmas
Ajangale Kab.Bone.
Tabel 7 Distriusbusi
Frekuensi Resaponden Berdasarkan Hubungan Perilaku Dalam Memenuhi kebutuhan
Nutrisi dengan Status Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Ajangale Kab.Bone
Pengetahuan
|
Status Gizi
|
|||||
Baik
|
Kurang
Baik
|
Total
|
||||
n
|
%
|
n
|
%
|
n
|
%
|
|
Baik
|
22
|
66,7
|
2
|
6,1
|
24
|
72,7
|
Kurang
|
4
|
12,1
|
5
|
15,2
|
9
|
27,3
|
Total
|
26
|
78,8
|
7
|
21,2
|
33
|
100
|
ρ = 0,009 α = 0,05
|
Berdasarkan data dari tabel
diatas dari 33 responden terdapat 9
responden (27,3%) dengan perilaku kurang baik dimana status gizi kurang baik
sebanyak 5 responden (15,2%) dan status
gizi baik sebanyak 4 responden (12,1%). Sedangkan responden dengan perilaku
baik sebanyak 24 responden (72,7%) dimana status gizi kurang baik sebanyak 2
responden (6,1%) dan status gizi baik sebanyak 22 responden (66,7%). Setelah
dilakukan uji statistik dengan fisher
exact test diperoleh nilai p = 0,009 < α (0,05) sehingga Ho ditolak dan
Ha diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Hubungan yang signifikan antara perilaku ibu hamil
dalam memenuhi kebutuhan nutrisi dengan status gizi ibu hamil di Puskesmas
Ajangale Kab.Bone.
PEMBAHASAN
1. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil dalam Memenuhi Kebutuhan
Nutrisi dengan Status Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Ajangale Kab.Bone
Dari 33 responden terdapat 8 responden (24,2%) dengan
pengetahuan kurang dimana status gizi kurang baik sebanyak 5 responden (15,2%) dan status gizi baik sebanyak 3 responden (9,1%).
Sedangkan responden dengan pengetahuan tcukup sebanyak 25 responden (75,8%)
dimana status gizi kurang baik sebanyak 2 responden (6,1%) dan status gizi
baik sebanyak 23 responden (69,7%). Pada
hasil penelitian yang dilakukan didapatkan sebagian besar responden memiliki
pengetahuan yang kurang tentang status gizi. Hal ini yang menyebabkan pemenuhan
kebutuhan nutrisi yang kurang baik masih sangat banyak terjadi. Namun demikian
masih ada juga yang pengetahuannya kurang tetapi terdapat 3 responden yang
memiliki status gizi yang baik. Pengetahuan yang tinggi akan menunjang
terwujudnya perilaku yang baik pula. Semakin tinggi pengetahuan, semakin luas
pula pemahaman tentang sikap dan perilaku individu terhadap apa yang
dihadapinya, sehingga diharapkan individu mampu mengambil keputusan dalam
setiap tindakan yang akan dilakukan pada saat sakit termasuk dalam hal ini
adalah pengambilan keputusan yang tepat dalam penanganannya. Hal ini sejalan
menurut Wawan dan Dewi (2011)
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang. Sehingga peneliti bersumsi bahwa semakin
rendah tingkat pengetahuan seseorang maka semakin berpotensi status gizi tidak
terpenuhi.
Menurut Jones dan Beck (1996) pengalaman belajar misalnya
dalam mengikuti berbagai kegiatan dalam bentuk penyuluhan-penyuluhan tentang
gizi yang di berikan oleh tenaga kesehatan yang di kembangkan akan memberikan
pengetahuan dan keterampilan profesional serta pengalaman belajar dalam bentuk
penyuluhan ini akan dapat mengembangkan kemampuan dalam mengambil keputusan
yang merupakan manifestasi dari keterpaduan nalar secara ilmiah dan etik yang
bertolak dari masalah nyata dalam bidang keperawatan.
Untuk meningkatkan pengetahuan tentang nutrisi masa hamil
ini, ibu hamil harus terus berusaha dan aktif mengisi diri dengan banyak
membaca terutama buku kesehatan yang membahas tentang nutrisi masa hamil maupun
melalui berbagai media (TV, Radio, Koran, Majalah). Dan secara khusus informasi
mengenai nutrisi masa hamil ini bisa diperoleh di dalam KMS ibu hamil yang
berisi petunjuk tentang makanan/nutrisi yang harus dipenuhi oleh ibu hamil dan
hendaknya ibu hamil mengikuti anjuran tersebut.
2. Hubungan Perilaku Ibu Hamil dalam Memenuhi Kebutuhan
Nutrisi dengan Status Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Ajangale Kab.Bone
Dari 33 responden terdapat
9 responden (27,3%) dengan perilaku kurang baik dimana status gizi
kurang baik sebanyak 5 responden (15,2%)
dan status gizi baik sebanyak 4 responden (12,1%). Sedangkan responden
dengan perilaku baik sebanyak 22 responden (66,7%) dimana status gizi kurang baik
sebanyak 2 responden (6,1%) dan status gizi baik sebanyak 22 responden (66,7%).
Pada hasil penelitian yang dilakukan didapatkan sebagian besar responden
memiliki perilaku yang kurang baik terhadap status gizi. Sehingga pemenuhan
kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Menurut Djamaludin Ancok (1985) menyatakan bahwa selain
pengetahuan faktor lain yang mempengaruhi sikap seseorang adalah keyakinan
subyektif terhadap hal tersebut. Artinya walaupun seseorang mempunyai
pengetahuan baik atau cukup terhadap sesuatu hal, orang itu juga ingin
mengetahui bagaimana orang lain yang berpengaruh dalam kehidupannya memandang
hal tersebut. Kondisi inilah yang menimbulkan norma subyektif. Pendapat ini
didukung oleh Azwar S (1995) dengan pendapatnya orang lain di sekitar kita
merupakan salah satu diantara komponen sosial yang mempengaruhi sikap
seseorang. Sarwono S (1997) mengungkapkan, bila lingkungan memberikan dukungan
positif maka sikap atau perilaku yang sudah positif akan dipertahankan,
sedangkan bila keberatan dan kritik dari lingkungan terutama dari kelompok maka
biasanya adopsi itu tidak jadi dipertahankan dan individu bisa kembali ke sikap
atau perilaku semula.
Selain faktor pendidikan, pengalaman pribadi juga
menentukan sikap ibu hamil. Pengalaman adalah segala sesuatu yang pernah
dialami atau dirasakan (Peter Salim, Yeni Salim, 1990). Apa yang telah dan
sedang kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita
terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya
sikap. Untuk dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan, seseorang harus
mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan obyek psikologis. Tanggapan dan
penghayatan tersebut akan membentuk sikap baik positif maupun negatif
tergantung pada berbagai faktor. Middlerook (1974) mengatakan bahwa tidak
adanya pengalaman sama sekali dengan suatu obyek psikologis cenderung akan
membentuk sikap negatif terhadap obyek tersebut.
Sikap yang baik akan menunjukkan perilaku yang baik,
semakin baik sikap seseorang maka semakin baik pula perilaku dimana dalam
melakukan sesuatu dapat di capai dengan baik. Hal ini sejalan menurut Azwar
(1995) dalam Budiman dan Riyanto (2013) sikap dikategorikan menjadi tiga
orientasi pemikiran yaitu berorientasi pada respon, berorientasi pada kesiapan
respon dan berorientasi pada skema triadik. Dimana sikap yang berorientasi pada
respon adalah mendukung atau memihak atau tidak memihak pada objek. Dan menurut
Fishbein dan Ajsen (1975) dalam Budiman dan Riyanto (2013) sikap adalah suatu
predisposisi yang dipelajari untuk merespons secara positif atau negatif terhadap
suatu objek, situasi, konsep atau orang. Sehingga peneliti bersumsi bahwa
semakin baik sikap seseorang maka semakin patuh dalam menkosumsi tablet besi.
Tingkatan untuk terwujudnya suatu tindakan nyata dalam
memenuhi nutrisi, melalui beberapa tahap yaitu (1) Mengenal dan memilih makanan
yang bergizi (2) Dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang benar dan sesuai
dengan contoh berhubungan dengan bagaimana menyimpan maupun mengolah makanan
sehingga tidak mengurangi nilai gizinya (3) Apabila seorang ibu hamil telah
dapat melakukan sesuatu dengan benar dalam memenuhi nutrisinya secara otomatis
itu sudah merupakan kebiasaan tanpa menunggu perintah atau ajakan orang
lain (4) Ibu hamil telah dapat
beradaptasi (suatu tindakan yang sudah berkembang dengan baik) artinya tindakan
itu sudah dimodifikasinya sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakannya,
misalnya ibu hamil dapat memilih dan memasak makanan yang bergizi tinggi
berdasarkan bahan-bahan yang murah dan sederhana (Wawan dan Dewi, 2011).
Tindakan nyata dalam memenuhi status gizi inilah yang
sangat menentukan kenaikan atau menurunkan berat badan yang terjadi pada ibu
hamil terkait dengan kesadaran untuk menjaga kehamilan dan dapat melalui proses
persalinan yang diharapkan karena walaupun pengetahuan dan sikapnya baik tetapi
ibu hamil itu sendiri tidak merealisasikannya dalam bentuk tindakan, hal
tersebut sangat mempengaruhi status gizi yang dimiliki sehingga perlu adanya
dukungan fasilitas maupun dukungan dari orang-orang terdekat untuk terbentuknya
suatu tindakan.
Ibu hamil yang ingin status gizinya baik otomatis akan
berusaha untuk memenuhi gizi sehari-harinya dengan makanan atau dengan pola
menu yang dianjurkan sehingga dampak dari status gizi kurang dapat diminimalkan
yang secara tidak langsung dapat menekan angka kematian ibu maupun bayi.
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil penelitian diatas dapat dirumuskan kesimpulan sebagai berikut :
Terdapat
hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan status gizi ibu dengan tingkat kemaknaan (ρ= 0,004)
disebabkan karena sebagian besar responden dengan latar belakang SLTA dan
banyaknya media informasi, semakin tinggi tingkat pengetahuan semakin luas
pemahaman terhadap masalah sehingga akan mempengaruhi pengambilan keputusan
dalam memenuhi nutrisi, perilaku dan status gizi dengan tingkat kemaknaan (p =
0,009) disebabkan karena adanya persepsi, keyakinan dan pengalaman yang
mendasar terbentuknya sikap untuk menghindari akibat gizi kurang.
SARAN
1.
Perlu penekanan informasi oleh tenaga
kesehatan tentang pentingnya nutrisi masa hamil dan akibat yang ditimbulkan
dengan meningkatkan minat baca ibu hamil atau melalui berbagai media dan
penyuluhan yang dapat dilaksanakan 2 minggu sekali pada saat kunjungan ibu
hamil di Puskesmas Ajangale kab.Bone
2.
Perlu pemantauan status gizi ibu hamil
pada awal kehamilan maupun selama hamil untuk mencegah status gizi kurang di
Puskesmas Puskesmas Ajangale kab.Bone
pada khususnya dan untuk menekan AKI dan AKB di Bone pada umumnya.
3.
Perlu penelitian lebih lanjut tentang
status gizi ibu hamil dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya
DAFTAR PUSTAKA
Anonimilty,(2012). Nutrizi Ibu Hamil.
http://id.wikipedia.gizi/wiki/Gizi_nutrisi 2012 diakses pada tanggal 14 mei 2014.
Anonimility,(2013). Kejadian status gizi pada ibu hamil http://wikipedia.gizi/wiki/
kejadian_status gizi 2013. Diakses 15
mei 2011
Anastasia P.G.Goni
dkk.2013. Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil
Dengan Status Gizi Selama Kehamilan.(http//eprints.undip.ac.id) diakses
pada tangggl 14 mei 2014
Barasi E. Marey.
2009. At a Glance Ilmu gizi. Penerbit
Erlangga. Ciracas, Jakarta
Hidayat,A.Azis Ainul. 2009. Metode Penelitian Keperawatan Dan Tekhnik
Analisis Data. Salemba Medika. Jakarta
Muliarini Prita .
2010. Pola Makan Dan Gaya
Hidup Sehat Selama Kehamilan
. Nuha Medika. Yogyakarta
Nursalam. 2011. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian
Ilmu Keparawatan. Salemba Medika. Jakarta
Proverawati Atikah,
dan Erna Kusumawati. 2011 .Ilmu Gizi
Untuk Keperawatan dan Kesehatan.
Nuha Medika. Yogyakarta
Saryono dan Mekar
Dewi Anggara 2013.Metodolgi penelitian kulitatif dan Kuantitatif. Nuha Medika.
Yogyakarta
Supriasa Dewa Nyo,
dkk .2012. Penilaian Status Gizi.
Buku Kedokteran. Jakarta
Suriyanto. 2011. Mempengaruhi Sikap Dan Perilaku. Bogor.
Jakarta
Wawan. A dan Dewi
M, 2011. Teori Dan Pengukuran
Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Manusi. Nuha Medika. Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar