JURNAL
PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN IBU HAMIL MENGHADAPI PERSALINAN DI RSUD
LABUANG BAJI MAKASSAR
Oleh :
Wahyuni Rahim1, Jamila Kasim2, Sri Angriani3
1 Mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan STIKES Nani
Hasanuddin Makassar
2Dosen tetap Program Studi S1 Keperawatan
STIKES Nani Hasanuddin Makassar
3Dosen tetap Program Studi S1 Keperawatan
STIKES Nani Hasanuddin Makassar
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
STIKES NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
FAKTOR-FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN IBU HAMIL MENGHADAPI PERSALINAN DI RSUD
LABUANG BAJI MAKASSAR
Wahyuni Rahim1, Jamila Kasim2, Sri Angriani3
ABSTRAK
WAHYUNI RAHIM ,”Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kecemasan Ibu Hamil
Menghadapi Persalinan di RSUD Labuang Baji Makassar” (Dibimbing oleh Jamila
Kasim dan Sri Angriani)
Kecemasan adalah respons terhadap situasi tertentu
yang mengancam dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan,
perubahan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup. Tujuan
penelitian ini adalah diketahuinya pengaruh tingkat pengetahuan,umur ibu dan
paritas dengan kecemasan ibu menghadapi persalinan RSUD Labuang Baji Makassar. Desain
penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional study. Penelitian ini
dilakukan sejak tanggal 21 juni 2013 sampai dengan 21 juli 2013 dengan populasi
pasien ibu hamil di Rumah Sakit Labuang Baji Makassar. Pengambilan sampel
dilakukan dengan tekhnik aksidental
sampling dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang. Pengumpulan data dengan
menggunakan lembar kuesioner,kemudian data diolah dengan menggunakan program
komputer SPSS for windows versi 16.0.uji
statistik Chi-square dengan nilai
kemaknaan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi
pengetahuan semakin rendah kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan, semakin
mudah atau semakin tua umur ibu hamil semakin beresiko dan semakin tinggi pula
kecemasan yang dialaminya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya
hubungan tingkat pengetahuan, umur ibu dan paritas terhadap kecemasan ibu hamil
menghadapi persalinan di RSUD Labuang Baji Makassar. Mengingat pada penelitian
ini hanya dengan jumlah sampel yang standar diharapkan penelitian selanjutnya
dengan sampel yang lebih besar.
Kata
kunci : Pengetahuan, Umur, Paritas, Kecemasan
PENDAHULUAN
Reproduksi adalah salah satu fungsi
manusia yang sangat penting, karena dengan itu manusia dapat mempertahankan
diri dari kepunahan. Melalui pross reproduki kita dapat melihat satu peristiwa yang mengaumkan, dimulai saat pembuahan,lalu
masa kehamilan dan akhirnya masa persalinan. Lahirlah insane baruyang akan
menjadi generasi penerus (Anonim, Tunjung Sari 2012:1).
Wanita, dari remaja hingga usia sekitar 40-an menggunakan
masa hamil sembilan bulan untuk beradaptasi terhadap peran sebagai ibu. Adaptasi
merupakan proses sosial dan kompleks yang bukan didasarkan pada naluri, tetapi dipelajari. Orang dewasa
mengubah kehidupan rutin yang dirasa mantap menjadi suatu kehidupal
kehamilan yang tidak dapat diprediksi,
yang diciptakan seorang bayi (Fauziah, 2012:25).
Pada awal kehamilan tampak tidak ada yang terjadi,
banyak waktu dihabiskan dengan tidur.
Pada trimester kedua terjadi reduksi waktu dan ruang baik secara geografis
maupun sosial. Adapun pada trimester ketiga terjadi perlambatan aktifitas dan waktu
terasa bgitu cepat berlalu kerena aktifitas aktivitas wanita tersebut dibaasi
(Fauziah, 2012:25).
Kehamilalan adalah
suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stress, tetapi berharga karena
wanita tersebut menyiapkan diri untuk memberi perawatan dan pengemban
tanggung jawab yang lebih besar. Secara
bertahap ia berubah dari seseorang yang berfokus pada dirinya sendiri menjadi seorang yang seumur hidup berkomitmen
untuk merawat orang lain (Sutejo, 2012:25).
Kondisi fisik ibu
hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan proses
kelahirannya. Hal ini pun ikut mempengaruhi kondisi janin. Pada proses
pembuahan, kualitas sel telur wanita usia ini sangat menurun jika dibandingkan
dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi sehat yaitu 25 30 tahun.
(Sulistyawati,2009:99).
Diketahui bahwa
dengan pemeriksaan kehamilan, banyak factor resiko yang dapat dikenal dan
dikurangi atau dihilangkan sama sekali, sehingga persalinan dan kehamilan dapat berlangsung lebih aman. Pada hakekatnya
pemeriksaan kehamilan ini merupakan
seleksi antara golongan resiko tinggi dari yang normal. Dengan adanya
kegiatan pemeriksaan kehamilan ini maka
obstetric mulai memasuki lingkungan kesehatan pencegahan (preventif health).
Dalam taraf permulaan
belum ada pengetahuan tentang kehamilan dan persalinan. Sesuai dengan cara
hidup dan kepercayaan saat itu, segala sesuatu banyak dihubungkan dengan
hal-hal gaib. Dengan sendirinya cara penanggulangannya pun dilakukan secara
gaib pula. Dengan majunya ilmu pengetahuan maka pengertian tentang proses
kehamilan dan persalinan berubah. Kemudian diketahui bahwa proses tersebut
tidak lain dari pada suatu proses biologis yang sebagian telah dapat
diterangkan dan diselesaikan dengan akal menusia. (Anonim Tunjung Sari, 2012:2 ).
Kecemasan yang
dihadapi ibu dalam menghadapi persalinan mempunyai bermacam-macam alasan
diantaranya adalah : cemas menghadapi ruangan bersalin, peralatan persalinan,
menghadapi body image yang berupa cacat anggota tubuh anak akan dilahirkan,
cemas bila persalinan gagal, cemas masalah biaya yang membengkak. Beberapa ibu
bersalin yang mengalami kecemasan berat terpaksa membutuhkan pendampingan oleh
suami, ibu atau keluarga terdekatnya. Banyak ditemui fenomena ibu dalam
menghadapi persalinan umum mengalami kecemasan
dan biasanya kecemasan dan biasana
kecemasan tersebut semakin meningkat seiring dengan semakin dekatnya proses
persalinan atau karena akan mengalami persalinan pertama.
Pada umumnya
kecemasan bersifat subjektif , yang ditandai dengan adanya perasaan tegang
khawatir, takut, dan disertai dengan adanya perubahan perubahan fisiologis ,
seperti peningkatan denyut nadi, perubahan pernapasan, dan tekanan darah.
(Hartono,2012:84).
Menurut WHO jumlah
kematian ibu sekitar 500.000 persalinan hidup, sedangkan jumlah kematian
perinatal sebesar 10.000 orang. Dari jumlah kematian ibu dan perinatal
tersebut, sebagian besar terjadi di Negara berkembang karena kekurangan
fasilitas, terlambatnya pertolongan persalinan dan pendidikan masyarakat yang
tergolong rendah. Pada kenyataannya pertolongan persalinan oleh dukun bayi
merupakan pertolongan yang masih diminati oleh masyarakat (Manuaba, 2008).
Data kematian ibu
melahirkan Propinsi Sulawesi Selatan tahun 2010 yaitu 141 (2,01%). , tahun 2011
mengalami penurunan yaitu 121 (1,98%) dan tahun 2012 meningkat menjadi 137
(2,01%) dari jumlah kelahiran. Penyebab kematian ibu yaitu pendarahan
sebanyak 63 orang, eklamsia 29 orang,
infeksi 18 orang dan lain-lain 11 orang
(Data Sekunder Dinas Kesehatan Sul-Sel, 2012).
Di Provinsi Sulawesi
Selatan, pada tahun 2012 terdapat 175.357 persalinan, dimana persalinan yang ditolong
oleh dukun sebanyak 14.986 (9,68%) persalinan dan sisanya adalah
ditolong oleh bidan dan tenaga kesehatan lainnya (Data Sekunder Dinas Kesehatan Sul-Sel,2012).
Rumah Sakit Labuang
Baji Makassar adalah salah satu rumah sakit yang terdapat di Propinsi
Sulawasi-selatan. Data kunjungan ibu hamil di Rumah Sakit Labuang Baji Makassar
pada tahun 2010 sebanyak 1386 kunjungan, tahun 2011 sebanyak 1509 kunjungan
sedangkan tahun 2012 sebanyak 1571 kunjungan.
Hal ini mennjukkan bahwa
pelayanan Rumah Sakit Labuang Baji Makassar dalam 3 tahun terakhir
terjadi peningkatan kunjungan. Rumah sakit Labuang Baji Makassar mendapatka
kepercayaan dari masyarakat dalam memberikan pelayanan yang baik.( Medical
Record, 2012 ).
BAHAN DAN
METODE
Lokasi,
populasi, dan sampel penelitian
Berdasarkan permasalahan
yang diteliti, maka jenis penelitian ini adalah deskritif analitik
dengan metode pendekatan Cross sectional. Penelitian
ini bertempat di RSUD Labuang Baji Makassar , dilaksanakan pada tanggal 21 Juni
sampai 21 Juli 2013. Populasi penelitian
adalah. Populasi pada penelitian ini adalah 780 ibu
hamil dan pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan aksidental sampling. Jumlah
sample dalam penelitian 30 pasien. Kriteria sampel :
1) Kriteria Inklusi
Yang termaksud kriteria ini
adalah :
a) Semua pasien di ruang
persalinan Rumah Sakit Labuang Baji
Makassar
b) Tidak mengalami gangguan
mental
c) Usia 17-45 tahun
d) Bersedia menjadi
responden
2) Kriteria Ekslusi
Yang termaksuk
kriteria ini adalah :
a)
Bukan pasien di Rumah Sakit Labuang Baji Makassar
b)
Mengalami
gangguan mental
c)
Di
bawah usia 17 tahun
d)
Tidak
bersedia menjadi responden
Pengumpulan
Data
Untuk mendapatkan data atau
informasi yang diinginkan, peneliti menggunakan koisioner untuk pengumpulan
data yang dikembangkan dengan berpedoman pada hal-hal yang berhubungan dengan
persalinan, untuk menilai tingkat kepercayaan, peneliti melakukan wawancara dengan
menggunakan skala guttmandimana dalam lembar koisioner terdapat pertanyaan
dngan jawaban “Ya” atau “Tidak” dengan
penilaian apabila pertanyaan tersebut jawabannya “Ya” maka diberi skor 2
dan 1 apabila jawabanya “Tidak”
1. Data primer
Data primer diperoleh melalui wawancara
langsung dengan responden menggunakan
kuisioner secara
terstruktur. Koesioner yang diberikan kepada responden adalah koesioner yang
dibuat sendiri oleh peneliti.
2. Data sekunder
Data
sekunder digunakan sebagai data pelengkap untuk data primer yang berhubungan
dengan masalah yang diteliti di dapatkan dari bagian administrasi ruangan
bersalin rumah sakit labuang baji Makassar tahun 2013.
Langkah Pengolahan Data
1. Pengolahan Data
Setelah data
dikumpulkan dari responden kemudian data diolah dengan tekhnik elektronik windows SPSS 16.0 yang meliputi :
Pengolahan data
dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut :
a).Selecting
Seleksi merupakan pemilihan untuk
mengklarifikasi data menurut kategori.
b).Editing
Editing dilakukan untuk meneliti
setiap daftar pertanyaan yang sudah diisi. Editing merupakan kelengkapan
pengisian, kesalahan pengisian dan konsistensi dari setiap jawaban.
c).Koding
Koding merupakan tahap selanjutnya
dengan memberi kode pada jawaban dari setiap responden.
d).Tabulasi data
Setelah dilakukan kegiatan editing
dan koding dilanjutkan dengan mengelompokkan data kedalam suatu tabel menurut
sifat-sifat yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian.
2.
Analisa Data
Setelah data
terkumpul maka data tersebut di analisa dengan menggunakan jasa computer
program SPSS versi 16,0 yang meliputi :
1.
Analisa
Univariat
Dilakukan terhadap
tiap-tiap variabel penelitian untuk melihat tampilan distribusi frekuensi dan
presentase dari tiap-tiap variabel independen.
2.
Analisa
Bivariat
Untuk melihat
hubungan tiap-tiap variabel independen secara sendiri-sendiri dengan variabel
terikat dengan menggunakan uji statistik Chis-Squere
dengan tingkat kemaknaan (α): 0,05.
Pengujian
Hipotesis
Dilakukan terhadap
tiap-tiap variabel independent dan dependent dengan menggunakan uji chi-square dengan tingkat kemaknaan α =
0,05,artinya bila uji statistik menunjukkan
nilai p < α 0,05 Ho di tolak dan Ho di terima jika p >
α 0,05 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan, umur
ibu dan paritas dengan kecemasan ibu menghadapi persalinan. Analisis dilakukan
dengan menggunakan sistem computer (spss 16,0).
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Penelitian
1. Hasil Analisis
Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk tiap
variabel dari hasil penelitian, analisa ini menghasilkan distribusi dan
frekuensi dari tiap variabel yang diteliti
a). Distribusi ibu
hamil berdasarkan pengetahuan
Tabel 5.5
Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Pengetahuan
RSUD Labuang Baji Makassar
Pengetahuan ibu hamil
|
Jumlah
|
Persen (%)
|
Cukup
|
15
|
50
|
Kurang
|
15
|
50
|
Jumlah
|
30
|
100
|
Data primer : Juni-Juli
2013
Berdasarkan tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa dari 30 responden ibu
hamil yang diteliti tentang pengetahuannya mengenai masalah kehamilan dan
persalinan diperoleh data bahwa jumlah ibu hamil yang pengetahuannya cukup
masalah kehamilan dan persalinan mencapai 15 (50%) dan ada 15(50%) orang yang
pengetahuaannya kurang tentang kehamilan dan persalinan dan segala resiko yang
mungkin terjadi.
b). Distribusi ibu
hamil berdasarkan umur
Tabel 5.6
Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Umur di
RSUD Labuang Baji Makassar
Umur ibu hamil
|
Jumlah
|
Persen (%)
|
Tidak beresiko
|
18
|
60
|
Beresiko
|
12
|
40
|
Jumlah
|
30
|
100
|
Data primer : Juni-Juli
2013
Berdasarkan tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa dari 30 responden ibu
hamil diperoleh data bahwa jumlah ibu hamil dengan umur saat hamil tidak
beresiko mencapai 18 orang (60%) dan ada 12 orang (40%) dengan umur beresiko
karena berumur dibawah 20 tahun dan di atas 35 tahun saat hamil.
c). Distribusi ibu hamil berdasarkan
paritas
Tabel 5.7
Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Paritas di
RSUD Labuang Baji Makassar
Paritas
|
jumlah
|
Persen (%)
|
Tinggi
|
13
|
43,3
|
Rendah
|
17
|
56,7
|
Jumlah
|
30
|
100
|
Data primer : Juni-Juli 2013
Berdasarkan tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa dari 30 responden ibu
hamil yang diteliti tentang paritas diperoleh data bahwa jumlah ibu hamil yang
paritas tinggi karena frequensi kehamilan dan persalinan yang perna dialami
lebih dari 2 mencapa 13 orang (43,3%) dan ada 17 orang (56,7%) yang paritas
rendah karena jumlah kehamilan dan persalinan yang dialami kurang dari dari dua
kali.
d). Kecemasan ibu hamil menghadapi
persalinan
Tabel 5.8
Tingkat Kecemasan Responden Ibu Hamil di
RSUD Labuang Baji Makassar
Kecemasan ibu hamil
|
jumlah
|
Persen (%)
|
Cemas
|
9
|
30
|
Tidak cemas
|
21
|
70
|
Jumlah
|
30
|
100
|
Data primer Juni-Juli 2013
Berdasarkan tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa dari 30 responden ibu
hamil yang doteliti tentang kecemasan dalam menghadapi persalinan diperoleh
data bahwa ada 9 orang (30%) yang cemas menghadapi persalinan dan ada 21 orang
(70%)yang tidak cemas menghadapi persalinan.
2. Analisis Bivariat
Untuk melihat hubungan variabel independen yaknipengetahuan, umur ibu
dan paritas dengan variabel dependen yakni kecemasan digunakan analisis uji Chi
Square. Adapun hasil uji statistik tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
a). Hubungan antara pengetahuan ibu hamil
dengan kecemasan ibu menghadapi persalinan
Tabel
5.9
Hubungan
Pengetahuan Dengan Kecemasan Ibu Hamil Menghadapi Persalinan di RSUD Labuang
Baji Makassar
Pengetahuan
|
Kecemasan
|
ρ
|
Α
|
|||||
Cemas
|
Tidak cemas
|
Total
|
||||||
n
|
%
|
n
|
%
|
N
|
%
|
0,007
|
0,05
|
|
Cukup
|
1
|
3,3
|
14
|
46,7
|
15
|
50,0
|
||
Kurang
|
8
|
26,7
|
7
|
23,3
|
15
|
50,0
|
||
Total
|
9
|
30,0
|
21
|
70,0
|
30
|
100
|
||
Data primer: 2013
|
Berdasarkan tabel 4.9 diatas menunjukan bahwa dari 30 orang ibu hamil
yang diteliti tentang pengetahuan hubungannya dengan rasa cemas yang dialaminya
menghadapi persalinan diperoleh data bahwa ibu yang berpengetahuan cukup
tentang persalinan dan merasa cemas sebanyak 1 orang (3,3%) dan yang tidak
cemas sebanyak 14 orang (46,7%),
sedangkan ibu hamil yang kurang tahu tentang persalinan dan merasa cemas
sebanyak 8 orang (26,7%) dan yang tidak cemas sebanyak 7 orang (23,3%). Jika di
lihat dari spss Chi-square menunjukkan ada hubungan dengan nilai ρ = 0,007
< dari nilai α = 0,05
b). hubungan umur ibu
hamil dengan kecemasan ibu menghadapi persalinan
Tabel
5.10
Hubungan Umur Ibu Hamil Dengan Kecemasan
Menghadapi Persalinan
Di
RSUD Labuang Baji Makassar
Umur ibu hamil
|
Kecemasan
|
ρ
|
α
|
|||||
Cemas
|
Tidak cemas
|
Total
|
||||||
N
|
%
|
n
|
%
|
N
|
%
|
0,009
|
0,05
|
|
Tidak beresiko
|
2
|
6,7
|
16
|
53,3
|
18
|
60,0
|
||
beresiko
|
7
|
23,3
|
5
|
16,7
|
12
|
40,0
|
||
Total
|
9
|
30,0
|
21
|
70,0
|
30
|
100
|
Data primer: 2013
Berdasarkan tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa dari 30 orang ibu hamil
yang diteliti tentang umur pada saat hamil hubungannya dengan rasa cemas yang
dialaminya dalam menghadapi persalinan diperoleh data bahwa ibu yang tidak
beresiko dalam persalinan dan merasa cemas sebanyak 2 orang (6,7%) dan yang tidak cemas dan tidak
beresiko sebanyak 16 (53,3%) , sedangkan ibu hamil yang beresiko dan merasa
cemas dalam persalinan sebanyak 7 orang (30,0%) dan yang tidak cemas sebanyak 5
orang (16,7%).
Hasil SPSS Chi-Square menunjukkan ada hubungan dengan nilai ρ = 0,009 < dari nilai α= 0,05. Hal
ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan antara
umur ibu hamil dengan rasa cemas yang dialaminya dalam menghadapi persalinan.
c). Hubungan paritas
dengan kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan
Tabel
5.11
Hubungan
Paritas Dengan Kecemasan Ibu Menghadapi Persalinan Di
RSUD
Labuang Baji Makassar
Paritas
|
Kecemasan
|
ρ
|
α
|
|||||
Cemas
|
Tidak cemas
|
Total
|
||||||
n
|
%
|
n
|
%
|
N
|
%
|
0,018
|
0,05
|
|
Tinggi
|
7
|
23,3
|
6
|
20,0
|
13
|
43,3
|
||
Rendah
|
2
|
6,7
|
15
|
50,0
|
17
|
56,7
|
||
Total
|
9
|
30,0
|
21
|
70,0
|
30
|
100
|
||
Data primer: 2013
|
Berdasarkan
tabel 4.11 diatas menunjukkan bahwa dari 30 orang ibu hamil yang diteliti
tentang paritas atau frequensi hamil dan bersalin yang pernah dialaminya hubungannya dengan
rasa cemas dalam menghadapi persalinan di peroleh data bahwah ibu yang paritas
tinggi dan merasa cemas sebanyak 7 orang (23,3%), ibu yang paritas
tinggi dan tidak cemas sebanyak 6 orang (20,0%)
sedangkan paritas rendah dan merasa cemas sebanyak 2 orang (6,7%) dan
ibu yang paritas rendah dan tidak cemas sebanyak 15 0rang (50%).
Hasil
SPSS Chi-Square menunjukkan ada hubungan dengan nilai ρ= 0,018<
dari nilai α=0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima,
artinya ada hubungan antara paritas dengan kecemasan yang dirasakan ibu dalam
menghadapi persalinan.
B. Pembahasan
1. Hubungan pengetahuan
dengan kecemasan ibu hamil dalam menghadapi persalinan
Tabel 4.9 menunjukkan
bahwa ibu yang tahu tentang kehamilan dan persalinan cenderung tidak cemas
dalam menghadapi proses persalinan dan sebaliknya ibu yang tidak tahu tentang
kehamilan dan persalinan cenderung lebih banyak yang merasa cemas dalam
menghadapi persalinan. Hasil diatas sejalan dengan hasil uji Continuity
Correction diperoleh value dangan nilai ρ = 0,007 lebih kecil dari nilai α = 0,05 artinya
Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti ada hubungan pengetahuan ibu dengan
rasa cemas dalam menghadapi persalinan.
Hasil ini sejalan dengan pendapat Notoatmojo (2008), bahwa pengetahuan adalah
merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan
terhadap objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia yakni
indra penglihatan, pendengaran, penciuman,rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang. Pengetahuan yang baik akan memberikan kemampuan seseorang untuk
melakukan analisis untuk memahami secara konfrehensif dalam melakukan tindakan
yang dilakukan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengetahuan yang memadai
akan member dukungan terhadap segala tindakan yang akan dilakukan dalam melalui
masa kehamilan dan menghadapi persalinan.
Berdasarkan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Andi Putri Tunjung Sari tentang Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kecemasan Ibu Hamil Menghadapi Persalinan Di Wilayah Kerja
Puskesmas Cendana Kabupaten Enrekang tahun 2012 menyatakan bahwa ada hubungan
antara usia ibu dengan tingkat kecemasan , dimana nilai p sebesar 0,04
(<0,05).
Dengan melihat hasil
diatas dan pendapat beberapa ahli dan penelitian sebelumnya
maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengatahuan ibu dengan
kecemasan dalam menghadapi persalinan.
Meskipun demikian rasa
cemas dalam menghadapi persalinan bukan satu-satunya disebabkan oleh faktor
umur ibu hamil yang masi mudah atau sudah cukup tua, karena ada faktor lain,
seperti paritas, usia kehamilan dan faktor eksternal seperti keadaan ekonomi,
rasa stress dan lain sebagainya.
2. Hubungan umur ibu
hamil dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan
Table 4.10 menunjukkan
bahwa ibu ibu yang memiliki umur beresiko terhadap persalinan cenderung lebih
cemas dibandingkan dengan ibu yang umurnya tidak beresiko dalam menghadapi
persalinan dan sebaliknya umur ibu yang tidak beresiko dalam persalinan juga
cenderung tidak merasa cemas dalam menghadapi persalinan. Hasil diatas sejalan
dengan hasil uji Continuity Correction diperoleh value dengan nilai ρ = 0,009 lebih kecil dari nilai
α= 0,05 artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti ada hubungan umur ibu
hamil dengan rasa cemas dalam menghadapi persalinan.
Hasil ini sejalan
dengan dengan pendapat, (Wintrobe, 2007), yang mengatakan bahwa wanita yang
berumur < 20 tahun dari segi biologis perkembangan alat-alat reproduksinya
belum optimal atau wanita lebih dari 35 tahun, mempunyai resiko yang tinggi
jika wanita tersebut hamil dan bersalin atau melahirkan. Wanita pada umur
tersebut dapat membahayakan kesehatannya dan keselamatan yang dikandungnya.
Karena beresiko mengalami pendarahan akibat dari ibu mengalami kekurangan zat
besi atau anemia.
Secara psikologis pada wanita hamil yang berusia dibawah 20
tahun , kesiapan mental masi sangat kurang , sehingga dalam menghadapi
persalinan mentalnya masi sangat kurang dan kecemasan pun tidak dipungkiri.
Sedangkan pada wanita hamil yang berusia lebih dari 35 tahun , secara mental
mereka merasa lebih mantap dan tenang, namun dari segi fisik mereka memiliki
resiko tinggi yang lebih besar (Manuaba, 2010).
Kehamilan di
usia kurang dari 20 tahun bisa menimbulkan masalah, karena kondisi fisik belum
100% siap. Kehamilan dan persalinan di usia tersebut, meningkatkan angka
kematian ibu dan janin 4-6 kali lipat dibanding wanita yang hamil dan bersalin
di usia 20-30 tahun (dr. Seno ,2012).
Lebih lanjut
dr. Seno menjelaskan, meningkatnya usia juga membuat kondisi dan fungsi rahim
menurun. Salah satu akibatnya adalah jaringan rahim tak lagi subur. Padahal,
dinding rahim tempat menempelnya plasenta. Kondisi ini memunculkan
kecenderungan terjadinya plasenta previa atau plasenta tidak menempel di tempat
semestinya. Selain itu, jaringan rongga panggul dan otot-ototnya melemah sejalan pertambahan usia. Hal ini
membuat rongga panggul tidak mudah lagi menghadapi dan mengatasi komplikasi
yang berat, seperti perdarahan. Pada keadaan tertentu, kondisi hormonalnya
tidak seoptimal usia sebelumnya. Itu sebabnya, risiko keguguran, kematian
janin, dan komplikasi lainnya juga meningkat.
Dengan demikian wajar
apabila ibu hamil pada umur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun atau
umur beresiko akan merasa cemas yang tinggi dalam menghadapi persalinan. Resiko
persalinan akan diminimalkan dengan asupan gizi yang merupakan hal yang panting
untuk ibu dan janin. Sebaiknya setiap ibu hamil dan akan menghadapi persalinan
mengetahui dengan baik zat makanan yang banyak mengandung gizi yang baik ,
karena gizi ibu hamil dapat mempengaruhi keadaan dan kesehatan ibu dan bayi
yang dikandungnya.
Dengan melihat hasil
diatas dan pendapatbeberapa ahli , maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
antara umur ibu hamil dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan.
3. Hubungan paritas
dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan
Berdasarkan table 4.11
, menunjukkan bahwa ibu hamil dengan paritas beresiko ternyata lebih banyak
mengalami cemas dibandingkan dengan yang
tidak merasa cemas dan sebaliknya ibu dengan paritas tidak beresiko juga lebih
sedikit mengalami rasa cemas. Hasil diatas sejalan dengan hasil uji Continuity
Correction diperoleh value dengan nilai ρ = 0,018 lebih kecil dari nilai α= 0,05 artinya Ho
ditolak dan Ha diterima. Ini berarti ada hubungan antara paritas n dengan
kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan
Ibu yang mengalami
kehamilan berulang-ulang rentan mengalami anemia, dimana anemia dapat mengancam
keselamatan ibu dan ibu dan anak saat persalinan. Setiap kehamilan yang diikuti
dengan persalinan akan menyebabkan kelainan pada uterus, dalam hal ini terjadi
kerusakan pada dinding uterus yang akan mempengaruhi sirkulasi darah karena
kerusakan pada pembulu darah dan pada akhirnya mempengaruhi nutrisi menuju
janin, dimana jumlah nutrisi akan semakin berkurangpada kehamilan berikutnya.
Anemia
terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup zat besi untuk menghasilkan
hemoglobin dalam jumlah yang cukup. Hemoglobin merupakan salah satu protein
dalam sel darah merah, dan ia membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
Dalam anemia defisiensi zat besi, darah tidak dapat membawa oksigen yang cukup
untuk seluruh jaringan tubuh.
C. Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang
membuat peneliti tidak dapat melakukan eksplorasi dan analisin yang lebih dalam
, antara lain :
1. Instrumen penelitian
Lembar koisioner
yang digunakan pada penelitian ini adalah instrumen yang dibuat oleh peneliti
sendiri sehingga masi terdapat kekurangan dan kelemahan yang perlu diperbaiki.
2. Pengumpulan data
Sulitnya mengkaji pasien yang ada di
ruangan tersebut secara lengkap karena ibu merasa nyeri dan kontraksi
menghadapi persalinan.
3. Pengetahuan peneliti
Pengetahuan peneliti mengenai
penelitian, metodologi penelitian dan teori tentang kecemasan ibu hamil masih
kurang dan penelitian ini merupakan pengalaman pertama bagi peneliti.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tentang “Faktor-Faktor Yang Berhubungan denga
Kecemasan Ibu Hamil Menghadapi Persalinan di RSUD Labuang Baji Makassar” yang dilaksanakan pada tanggal 21 Juni sampai
21 Juli 2013 dengan sampel sebanyak 30 orang, sehingga dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.
Ada
hubungan antara pengetahuan dengan kecemasan ibu hamil
menghadapi persalinan di RSUD Labuang Baji Makassar
2.
Ada
hubungan antara umur ibu dengan kecemasan ibu hamil
menghadapi persalinan di RSUD Labuang Baji Makassar
3.
Ada
hubungan antara paritas dengan kecemasan ibu hamil menghadapi
persalinan di
RSUD Labuang Baji Makassar
B. Saran
1.
Pentingnya
memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang manfaat pelayanan kesehatan dan
manfaat tenaga penolong persalinan yang pernah melewati jenjang pendidikan
formal atau yang telah terlatih.
2.
Pentingnya
pelayanan kesehatan yang terjangkau baik dari segi biaya seperti pemberian
pelayanan gratis atau diberi keringanan biaya persalinanyang akan lebih
memudahkan masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan persalinan.
- Penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu bagi peneliti selanjutnya perlu lebih mengembangkan kuisioner, memperluas sampel, dan menggunakan waktu sebaik mungkin sehingga hasil yang didapat lebih berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi,
Wawan. (2011). Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia.
Yogyakarta . Nuha Medika
Fausiah,
Siti .(2012). Buku Ajar Kepeawatan Maternitas Kehamilan. Vol 1.
Jakarta : Kencana
Hailton,
Mary. (2011) Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas ( Basic Maternity Nursing).
Edisi 6. Jakarta: ESGC
Hanafiah
, TM. (2006). Pidato. Perawatan Antenatal dan Penerapan Asam Polat dalam
Meningkatkan Kesejatraan Ibu Hamil dan
Janin. Pggb 2006 hanafiah.pdf-Adobe Reader. Diakses 3 april 2013.
Hartono,
(2012) Psikologi Konseling. Jakarta : Kencana Prenada Media Goup.
Hidayat
, Alimul. Riset Keperawatan dan Teknik Keperawatan Jiwa. Edii 2. Jakarta
Prawirohardjo, Sarwono . Ilmu Kandungan. Edisi Kedua. Jakarta
: PT. Bina Pustaka
Prawirohardjo, Sarwono . Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat.
Jakarta : PT. Bina Pustaka
Kusumawati, Farida (2009). Buku Ajar Keperawatan Jiwa.
Jakarta.
Sulistyawati, Ari.(2009) Asuhan Kebidanan Pada Masa
Kehamilan. Jakarta
Manuaba, IAC. (2009) Memehami Kesehatan Reproduksi
Wanita. Jakarta : EGC
Marmi. Internal Care Asuhan Kebidanan Pada Persalinan
Mochtar , Rustam. (2011) Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar