Kamis, 09 Februari 2017

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN IBU HAMIL MENGHADAPI PERSALINAN DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR



JURNAL PENELITIAN
                                                                                           
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN IBU HAMIL MENGHADAPI PERSALINAN DI RSUD
LABUANG BAJI MAKASSAR


 



                                                                Oleh :

Wahyuni Rahim1, Jamila Kasim2, Sri Angriani3



1 Mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan STIKES Nani Hasanuddin Makassar
2Dosen tetap Program Studi S1 Keperawatan STIKES Nani Hasanuddin Makassar
3Dosen tetap Program Studi S1 Keperawatan STIKES Nani Hasanuddin Makassar





PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
STIKES NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN IBU HAMIL MENGHADAPI PERSALINAN DI RSUD
LABUANG BAJI MAKASSAR

Wahyuni Rahim1, Jamila Kasim2, Sri Angriani3


ABSTRAK

WAHYUNI RAHIM ,”Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kecemasan Ibu Hamil Menghadapi Persalinan di RSUD Labuang Baji Makassar” (Dibimbing oleh Jamila Kasim dan Sri Angriani)

Kecemasan adalah respons terhadap situasi tertentu yang mengancam dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya pengaruh tingkat pengetahuan,umur ibu dan paritas dengan kecemasan ibu menghadapi persalinan RSUD Labuang Baji Makassar. Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional study. Penelitian ini dilakukan sejak tanggal 21 juni 2013 sampai dengan 21 juli 2013 dengan populasi pasien ibu hamil di Rumah Sakit Labuang Baji Makassar. Pengambilan sampel dilakukan dengan tekhnik aksidental sampling dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang. Pengumpulan data dengan menggunakan lembar kuesioner,kemudian data diolah dengan menggunakan program komputer SPSS for windows versi 16.0.uji statistik Chi-square dengan nilai kemaknaan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi pengetahuan semakin rendah kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan, semakin mudah atau semakin tua umur ibu hamil semakin beresiko dan semakin tinggi pula kecemasan yang dialaminya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya hubungan tingkat pengetahuan, umur ibu dan paritas terhadap kecemasan ibu hamil menghadapi persalinan di RSUD Labuang Baji Makassar. Mengingat pada penelitian ini hanya dengan jumlah sampel yang standar diharapkan penelitian selanjutnya dengan sampel yang lebih besar.

Kata kunci : Pengetahuan, Umur, Paritas, Kecemasan


















PENDAHULUAN

       Reproduksi adalah salah satu fungsi manusia yang sangat penting, karena dengan itu manusia dapat mempertahankan diri dari kepunahan. Melalui pross reproduki kita dapat melihat satu peristiwa  yang mengaumkan, dimulai saat pembuahan,lalu masa kehamilan dan akhirnya masa persalinan. Lahirlah insane baruyang akan menjadi generasi penerus (Anonim, Tunjung Sari 2012:1).
Wanita, dari  remaja hingga usia sekitar 40-an menggunakan masa hamil sembilan bulan untuk beradaptasi terhadap peran sebagai ibu. Adaptasi merupakan proses sosial  dan  kompleks yang bukan didasarkan  pada naluri, tetapi dipelajari. Orang dewasa mengubah kehidupan rutin yang dirasa mantap menjadi suatu kehidupal kehamilan  yang tidak dapat diprediksi, yang diciptakan seorang bayi (Fauziah, 2012:25).
Pada awal  kehamilan tampak tidak ada yang terjadi, banyak waktu dihabiskan  dengan tidur. Pada trimester kedua terjadi reduksi waktu dan ruang baik secara geografis maupun sosial. Adapun pada trimester ketiga terjadi perlambatan aktifitas dan waktu terasa bgitu cepat berlalu kerena aktifitas aktivitas wanita tersebut dibaasi (Fauziah, 2012:25).
Kehamilalan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stress, tetapi berharga karena wanita tersebut menyiapkan diri untuk memberi perawatan dan pengemban tanggung  jawab yang lebih besar. Secara bertahap ia berubah dari seseorang yang berfokus pada dirinya sendiri  menjadi seorang yang seumur hidup berkomitmen untuk merawat orang lain (Sutejo, 2012:25).
Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan proses kelahirannya. Hal ini pun ikut mempengaruhi kondisi janin. Pada proses pembuahan, kualitas sel telur wanita usia ini sangat menurun jika dibandingkan dengan sel telur pada wanita dengan usia reproduksi sehat yaitu 25 30 tahun. (Sulistyawati,2009:99).
Diketahui bahwa dengan pemeriksaan kehamilan, banyak factor resiko yang dapat dikenal dan dikurangi atau dihilangkan sama sekali, sehingga persalinan dan kehamilan  dapat berlangsung lebih aman. Pada hakekatnya pemeriksaan kehamilan ini merupakan  seleksi antara golongan resiko tinggi dari yang normal. Dengan adanya kegiatan  pemeriksaan kehamilan ini maka obstetric mulai memasuki lingkungan kesehatan pencegahan  (preventif health).
Dalam taraf permulaan belum ada pengetahuan tentang kehamilan dan persalinan. Sesuai dengan cara hidup dan kepercayaan saat itu, segala sesuatu banyak dihubungkan dengan hal-hal gaib. Dengan sendirinya cara penanggulangannya pun dilakukan secara gaib pula. Dengan majunya ilmu pengetahuan maka pengertian tentang proses kehamilan dan persalinan berubah. Kemudian diketahui bahwa proses tersebut tidak lain dari pada suatu proses biologis yang sebagian telah dapat diterangkan dan diselesaikan dengan akal menusia.  (Anonim Tunjung Sari, 2012:2 ).
Kecemasan yang dihadapi ibu dalam menghadapi persalinan mempunyai bermacam-macam alasan diantaranya adalah : cemas menghadapi ruangan bersalin, peralatan persalinan, menghadapi body image yang berupa cacat anggota tubuh anak akan dilahirkan, cemas bila persalinan gagal, cemas masalah biaya yang membengkak. Beberapa ibu bersalin yang mengalami kecemasan berat terpaksa membutuhkan pendampingan oleh suami, ibu atau keluarga terdekatnya. Banyak ditemui fenomena ibu dalam menghadapi persalinan  umum mengalami kecemasan dan biasanya kecemasan  dan biasana kecemasan tersebut semakin meningkat seiring dengan semakin dekatnya proses persalinan atau karena akan mengalami persalinan pertama.
Pada umumnya kecemasan bersifat subjektif , yang ditandai dengan adanya perasaan tegang khawatir, takut, dan disertai dengan adanya perubahan perubahan fisiologis , seperti peningkatan denyut nadi, perubahan pernapasan, dan tekanan darah. (Hartono,2012:84).
Menurut WHO jumlah kematian ibu sekitar 500.000 persalinan hidup, sedangkan jumlah kematian perinatal sebesar 10.000 orang. Dari jumlah kematian ibu dan perinatal tersebut, sebagian besar terjadi di Negara berkembang karena kekurangan fasilitas, terlambatnya pertolongan persalinan dan pendidikan masyarakat yang tergolong rendah. Pada kenyataannya pertolongan persalinan oleh dukun bayi merupakan pertolongan yang masih diminati oleh masyarakat (Manuaba, 2008).
Data kematian ibu melahirkan Propinsi Sulawesi Selatan tahun 2010 yaitu 141 (2,01%). , tahun 2011 mengalami penurunan yaitu 121 (1,98%) dan tahun 2012 meningkat menjadi 137 (2,01%) dari jumlah kelahiran. Penyebab kematian ibu yaitu pendarahan sebanyak  63 orang, eklamsia 29 orang, infeksi 18 orang dan lain-lain 11 orang  (Data Sekunder Dinas Kesehatan Sul-Sel, 2012).
Di Provinsi Sulawesi Selatan, pada tahun 2012 terdapat 175.357 persalinan, dimana persalinan  yang ditolong  oleh dukun sebanyak 14.986 (9,68%) persalinan dan sisanya adalah ditolong oleh bidan dan tenaga kesehatan lainnya (Data Sekunder Dinas  Kesehatan Sul-Sel,2012).
Rumah Sakit Labuang Baji Makassar adalah salah satu rumah sakit yang terdapat di Propinsi Sulawasi-selatan. Data kunjungan ibu hamil di Rumah Sakit Labuang Baji Makassar pada tahun 2010 sebanyak 1386 kunjungan, tahun 2011 sebanyak 1509 kunjungan sedangkan tahun 2012 sebanyak 1571 kunjungan.  Hal ini mennjukkan bahwa  pelayanan Rumah Sakit Labuang Baji Makassar dalam 3 tahun terakhir terjadi peningkatan kunjungan. Rumah sakit Labuang Baji Makassar mendapatka kepercayaan dari masyarakat dalam memberikan pelayanan yang baik.( Medical Record, 2012 ).

BAHAN DAN METODE

Lokasi, populasi, dan sampel penelitian
Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka jenis penelitian ini adalah deskritif analitik dengan metode pendekatan Cross sectional. Penelitian ini bertempat di RSUD Labuang Baji Makassar , dilaksanakan pada tanggal 21 Juni sampai 21  Juli 2013. Populasi penelitian adalah.    Populasi pada penelitian ini adalah 780 ibu hamil dan pengambilan sampel dalam penelitian ini  menggunakan aksidental sampling. Jumlah sample dalam penelitian 30 pasien. Kriteria sampel :
1) Kriteria Inklusi
Yang termaksud kriteria ini adalah :
a) Semua pasien di ruang persalinan  Rumah Sakit Labuang Baji Makassar
b) Tidak mengalami gangguan mental
c) Usia 17-45 tahun
d) Bersedia menjadi responden
2) Kriteria Ekslusi
Yang termaksuk kriteria ini adalah :
a)   Bukan  pasien di Rumah Sakit Labuang Baji Makassar
b)   Mengalami gangguan mental
c)   Di bawah usia 17 tahun
d)   Tidak bersedia menjadi responden
Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data atau informasi yang diinginkan, peneliti menggunakan koisioner untuk pengumpulan data yang dikembangkan dengan berpedoman pada hal-hal yang berhubungan dengan persalinan, untuk menilai tingkat kepercayaan, peneliti melakukan wawancara dengan menggunakan skala guttmandimana dalam lembar koisioner terdapat pertanyaan dngan jawaban “Ya” atau “Tidak” dengan  penilaian apabila pertanyaan tersebut jawabannya “Ya” maka diberi skor 2 dan 1 apabila jawabanya “Tidak”
1.  Data primer
       Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden menggunakan
kuisioner secara terstruktur. Koesioner yang diberikan kepada responden adalah koesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti.
2.  Data sekunder
          Data sekunder digunakan sebagai data pelengkap untuk data primer yang berhubungan dengan masalah yang diteliti di dapatkan dari bagian administrasi ruangan bersalin rumah sakit labuang baji Makassar tahun 2013.
Langkah Pengolahan Data
      1. Pengolahan Data
Setelah data dikumpulkan dari responden kemudian data diolah dengan tekhnik elektronik windows SPSS 16.0 yang meliputi :
Pengolahan data dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut :
a).Selecting
      Seleksi merupakan pemilihan untuk mengklarifikasi data menurut kategori.
b).Editing
           Editing dilakukan untuk meneliti setiap daftar pertanyaan yang sudah diisi. Editing merupakan kelengkapan pengisian, kesalahan pengisian dan konsistensi dari setiap jawaban.
  c).Koding
           Koding merupakan tahap selanjutnya dengan memberi kode pada jawaban dari setiap responden.
d).Tabulasi data
           Setelah dilakukan kegiatan editing dan koding dilanjutkan dengan mengelompokkan data kedalam suatu tabel menurut sifat-sifat yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian.
2.  Analisa Data
Setelah data terkumpul maka data tersebut di analisa dengan menggunakan jasa computer program SPSS versi 16,0 yang meliputi :
1.     Analisa Univariat
Dilakukan terhadap tiap-tiap variabel penelitian untuk melihat tampilan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap-tiap variabel independen.
2.     Analisa Bivariat
Untuk melihat hubungan tiap-tiap variabel independen secara sendiri-sendiri dengan variabel terikat dengan menggunakan uji statistik Chis-Squere dengan tingkat kemaknaan (α): 0,05.
Pengujian Hipotesis
        Dilakukan terhadap tiap-tiap variabel independent dan dependent dengan menggunakan uji chi-square dengan tingkat kemaknaan α = 0,05,artinya bila uji statistik menunjukkan  nilai p < α 0,05 Ho di tolak dan Ho di terima jika   p >  α 0,05 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan, umur ibu dan paritas dengan kecemasan ibu menghadapi persalinan. Analisis dilakukan dengan menggunakan  sistem computer  (spss 16,0).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil Penelitian
1. Hasil Analisis Univariat
       Analisa univariat dilakukan untuk tiap variabel dari hasil penelitian, analisa ini menghasilkan distribusi dan frekuensi dari tiap variabel yang diteliti



a). Distribusi ibu hamil berdasarkan pengetahuan
Tabel 5.5
Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Pengetahuan
RSUD Labuang Baji Makassar
Pengetahuan ibu hamil
Jumlah
Persen (%)
Cukup
15
50
Kurang
15
50
Jumlah
30
100
Data primer : Juni-Juli 2013
       Berdasarkan tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa dari 30 responden ibu hamil yang diteliti tentang pengetahuannya mengenai masalah kehamilan dan persalinan diperoleh data bahwa jumlah ibu hamil yang pengetahuannya cukup masalah kehamilan dan persalinan mencapai 15 (50%) dan ada 15(50%) orang yang pengetahuaannya kurang tentang kehamilan dan persalinan dan segala resiko yang mungkin terjadi.
b). Distribusi ibu hamil berdasarkan umur
Tabel 5.6
Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Umur di
RSUD Labuang Baji Makassar
Umur ibu hamil
Jumlah
Persen (%)
Tidak beresiko
18
60
Beresiko
12
40
Jumlah
30
100
Data primer : Juni-Juli 2013
       Berdasarkan tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa dari 30 responden ibu hamil diperoleh data bahwa jumlah ibu hamil dengan umur saat hamil tidak beresiko mencapai 18 orang (60%) dan ada 12 orang (40%) dengan umur beresiko karena berumur dibawah 20 tahun dan di atas 35 tahun saat hamil.
c). Distribusi ibu hamil berdasarkan paritas
Tabel 5.7
Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Paritas di
RSUD Labuang Baji Makassar
Paritas
jumlah
Persen (%)
Tinggi
13
43,3
Rendah
17
56,7
Jumlah
30
100
Data primer : Juni-Juli 2013
       Berdasarkan tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa dari 30 responden ibu hamil yang diteliti tentang paritas diperoleh data bahwa jumlah ibu hamil yang paritas tinggi karena frequensi kehamilan dan persalinan yang perna dialami lebih dari 2 mencapa 13 orang (43,3%) dan ada 17 orang (56,7%) yang paritas rendah karena jumlah kehamilan dan persalinan yang dialami kurang dari dari dua kali.
d). Kecemasan ibu hamil menghadapi persalinan
Tabel 5.8
Tingkat Kecemasan Responden Ibu Hamil di
RSUD Labuang Baji Makassar
Kecemasan ibu hamil
jumlah
Persen (%)
Cemas
9
30
Tidak cemas
21
70
Jumlah
30
100
Data primer  Juni-Juli 2013
       Berdasarkan tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa dari 30 responden ibu hamil yang doteliti tentang kecemasan dalam menghadapi persalinan diperoleh data bahwa ada 9 orang (30%) yang cemas menghadapi persalinan dan ada 21 orang (70%)yang tidak cemas menghadapi persalinan.
2. Analisis Bivariat
           Untuk melihat hubungan variabel independen yaknipengetahuan, umur ibu dan paritas dengan variabel dependen yakni kecemasan digunakan analisis uji Chi Square. Adapun hasil uji statistik tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
a). Hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan kecemasan ibu menghadapi persalinan
Tabel 5.9
Hubungan Pengetahuan Dengan Kecemasan Ibu Hamil Menghadapi Persalinan di RSUD Labuang Baji Makassar
Pengetahuan
Kecemasan

   ρ

   Α
Cemas
Tidak cemas
Total
n
%
n
%
N
%


0,007


0,05
Cukup
1
3,3
14
46,7
15
50,0
Kurang
8
26,7
7
23,3
15
                 50,0
Total
9
30,0
21
70,0
30
100
Data primer: 2013

       Berdasarkan tabel 4.9 diatas menunjukan bahwa dari 30 orang ibu hamil yang diteliti tentang pengetahuan hubungannya dengan rasa cemas yang dialaminya menghadapi persalinan diperoleh data bahwa ibu yang berpengetahuan cukup tentang persalinan dan merasa cemas sebanyak 1 orang (3,3%) dan yang tidak cemas sebanyak  14 orang (46,7%), sedangkan ibu hamil yang kurang tahu tentang persalinan dan merasa cemas sebanyak 8 orang (26,7%) dan yang tidak cemas sebanyak 7 orang (23,3%). Jika di lihat dari spss Chi-square menunjukkan ada hubungan dengan nilai  ρ = 0,007 < dari nilai α = 0,05




b). hubungan umur ibu hamil dengan kecemasan ibu menghadapi persalinan
Tabel 5.10
Hubungan Umur Ibu Hamil Dengan Kecemasan Menghadapi Persalinan
 Di RSUD Labuang Baji Makassar
Umur ibu hamil
Kecemasan

   ρ
 
 α
Cemas
Tidak cemas
Total
N
%
n
%
N
%



0,009



0,05
Tidak beresiko
2
6,7
16
53,3
18
60,0
beresiko
7
23,3
5
16,7
12
40,0
Total
9
30,0
21
70,0
30
100
Data primer: 2013
       Berdasarkan tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa dari 30 orang ibu hamil yang diteliti tentang umur pada saat hamil hubungannya dengan rasa cemas yang dialaminya dalam menghadapi persalinan diperoleh data bahwa ibu yang tidak beresiko dalam persalinan dan merasa cemas sebanyak  2 orang (6,7%) dan yang tidak cemas dan tidak beresiko sebanyak 16 (53,3%) , sedangkan ibu hamil yang beresiko dan merasa cemas dalam persalinan sebanyak 7 orang (30,0%) dan yang tidak cemas sebanyak 5 orang (16,7%).
       Hasil SPSS Chi-Square menunjukkan ada hubungan dengan nilai ρ = 0,009 < dari nilai α= 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan antara umur ibu hamil dengan rasa cemas yang dialaminya dalam menghadapi persalinan.
c). Hubungan paritas dengan kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan
Tabel 5.11
Hubungan Paritas Dengan Kecemasan Ibu Menghadapi Persalinan Di
RSUD Labuang Baji Makassar
Paritas
Kecemasan

    ρ
 
  α
Cemas
Tidak cemas
Total
n
%
n
%
N
%



0,018



0,05
Tinggi
7
23,3
6
20,0
13
43,3
Rendah
2
6,7
15
50,0
17
56,7
Total
9
30,0
21
70,0
30
100

Data primer: 2013


            Berdasarkan tabel 4.11 diatas menunjukkan bahwa dari 30 orang ibu hamil yang diteliti tentang paritas atau frequensi hamil dan bersalin  yang pernah dialaminya hubungannya dengan rasa cemas dalam menghadapi persalinan di peroleh data bahwah ibu  yang paritas  tinggi dan merasa cemas sebanyak 7 orang (23,3%), ibu yang paritas tinggi dan tidak cemas sebanyak 6 orang (20,0%)  sedangkan paritas rendah dan merasa cemas sebanyak 2 orang (6,7%) dan ibu yang paritas rendah dan tidak cemas sebanyak 15 0rang (50%).
            Hasil SPSS Chi-Square menunjukkan ada hubungan dengan nilai ρ= 0,018<  dari nilai α=0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan antara paritas dengan kecemasan yang dirasakan ibu dalam menghadapi persalinan.
B. Pembahasan
1. Hubungan pengetahuan dengan kecemasan ibu hamil dalam menghadapi persalinan
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa ibu yang tahu tentang kehamilan dan persalinan cenderung tidak cemas dalam menghadapi proses persalinan dan sebaliknya ibu yang tidak tahu tentang kehamilan dan persalinan cenderung lebih banyak yang merasa cemas dalam menghadapi persalinan. Hasil diatas sejalan dengan hasil uji Continuity Correction diperoleh value dangan nilai ρ = 0,007 lebih kecil dari nilai α = 0,05 artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti ada hubungan pengetahuan ibu dengan rasa cemas dalam menghadapi persalinan.
         Hasil ini sejalan dengan pendapat  Notoatmojo (2008), bahwa pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman,rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Pengetahuan yang baik akan memberikan kemampuan seseorang untuk melakukan analisis untuk memahami secara konfrehensif dalam melakukan tindakan yang dilakukan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengetahuan yang memadai akan member dukungan terhadap segala tindakan yang akan dilakukan dalam melalui masa kehamilan dan menghadapi persalinan.
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Andi Putri Tunjung Sari tentang Faktor Yang Berhubungan Dengan Kecemasan Ibu Hamil Menghadapi Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Cendana Kabupaten Enrekang tahun 2012 menyatakan bahwa ada hubungan antara usia ibu dengan tingkat kecemasan , dimana nilai p sebesar 0,04 (<0,05).
Dengan melihat hasil diatas dan pendapat beberapa ahli dan penelitian  sebelumnya  maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengatahuan ibu dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan.
Meskipun demikian rasa cemas dalam menghadapi persalinan bukan satu-satunya disebabkan oleh faktor umur ibu hamil yang masi mudah atau sudah cukup tua, karena ada faktor lain, seperti paritas, usia kehamilan dan faktor eksternal seperti keadaan ekonomi, rasa stress dan lain sebagainya.
2. Hubungan umur ibu hamil dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan
Table 4.10 menunjukkan bahwa ibu ibu yang memiliki umur beresiko terhadap persalinan cenderung lebih cemas dibandingkan dengan ibu yang umurnya tidak beresiko dalam menghadapi persalinan dan sebaliknya umur ibu yang tidak beresiko dalam persalinan juga cenderung tidak merasa cemas dalam menghadapi persalinan. Hasil diatas sejalan dengan hasil uji Continuity Correction diperoleh value dengan nilai ρ = 0,009 lebih kecil dari nilai α= 0,05 artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti ada hubungan umur ibu hamil dengan rasa cemas dalam menghadapi persalinan.
Hasil ini sejalan dengan dengan pendapat, (Wintrobe, 2007), yang mengatakan bahwa wanita yang berumur < 20 tahun dari segi biologis perkembangan alat-alat reproduksinya belum optimal atau wanita lebih dari 35 tahun, mempunyai resiko yang tinggi jika wanita tersebut hamil dan bersalin atau melahirkan. Wanita pada umur tersebut dapat membahayakan kesehatannya dan keselamatan yang dikandungnya. Karena beresiko mengalami pendarahan akibat dari ibu mengalami kekurangan zat besi atau anemia.
Secara psikologis  pada wanita hamil yang berusia dibawah 20 tahun , kesiapan mental masi sangat kurang , sehingga dalam menghadapi persalinan mentalnya masi sangat kurang dan kecemasan pun tidak dipungkiri. Sedangkan pada wanita hamil yang berusia lebih dari 35 tahun , secara mental mereka merasa lebih mantap dan tenang, namun dari segi fisik mereka memiliki resiko tinggi yang lebih besar (Manuaba, 2010).
Kehamilan di usia kurang dari 20 tahun bisa menimbulkan masalah, karena kondisi fisik belum 100% siap. Kehamilan dan persalinan di usia tersebut, meningkatkan angka kematian ibu dan janin 4-6 kali lipat dibanding wanita yang hamil dan bersalin di usia 20-30 tahun (dr. Seno ,2012).
Lebih lanjut dr. Seno menjelaskan, meningkatnya usia juga membuat kondisi dan fungsi rahim menurun. Salah satu akibatnya adalah jaringan rahim tak lagi subur. Padahal, dinding rahim tempat menempelnya plasenta. Kondisi ini memunculkan kecenderungan terjadinya plasenta previa atau plasenta tidak menempel di tempat semestinya. Selain itu, jaringan rongga panggul dan otot-ototnya  melemah sejalan pertambahan usia. Hal ini membuat rongga panggul tidak mudah lagi menghadapi dan mengatasi komplikasi yang berat, seperti perdarahan. Pada keadaan tertentu, kondisi hormonalnya tidak seoptimal usia sebelumnya. Itu sebabnya, risiko keguguran, kematian janin, dan komplikasi lainnya juga meningkat.
Dengan demikian wajar apabila ibu hamil pada umur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun atau umur beresiko akan merasa cemas yang tinggi dalam menghadapi persalinan. Resiko persalinan akan diminimalkan dengan asupan gizi yang merupakan hal yang panting untuk ibu dan janin. Sebaiknya setiap ibu hamil dan akan menghadapi persalinan mengetahui dengan baik zat makanan yang banyak mengandung gizi yang baik , karena gizi ibu hamil dapat mempengaruhi keadaan dan kesehatan ibu dan bayi yang dikandungnya.
Dengan melihat hasil diatas dan pendapatbeberapa ahli , maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara umur ibu hamil dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan.
3. Hubungan paritas dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan
Berdasarkan table 4.11 , menunjukkan bahwa ibu hamil dengan paritas beresiko ternyata lebih banyak mengalami cemas dibandingkan dengan  yang tidak merasa cemas dan sebaliknya ibu dengan paritas tidak beresiko juga lebih sedikit mengalami rasa cemas. Hasil diatas sejalan dengan hasil uji Continuity Correction diperoleh value dengan nilai ρ = 0,018 lebih kecil dari nilai α= 0,05 artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti ada hubungan antara paritas n dengan kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan
Ibu yang mengalami kehamilan berulang-ulang rentan mengalami anemia, dimana anemia dapat mengancam keselamatan ibu dan ibu dan anak saat persalinan. Setiap kehamilan yang diikuti dengan persalinan akan menyebabkan kelainan pada uterus, dalam hal ini terjadi kerusakan pada dinding uterus yang akan mempengaruhi sirkulasi darah karena kerusakan pada pembulu darah dan pada akhirnya mempengaruhi nutrisi menuju janin, dimana jumlah nutrisi akan semakin berkurangpada kehamilan berikutnya.
Anemia terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup zat besi untuk menghasilkan hemoglobin dalam jumlah yang cukup. Hemoglobin merupakan salah satu protein dalam sel darah merah, dan ia membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Dalam anemia defisiensi zat besi, darah tidak dapat membawa oksigen yang cukup untuk seluruh jaringan tubuh. 
C. Keterbatasan Penelitian
            Pada penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang membuat peneliti tidak dapat melakukan eksplorasi dan analisin yang lebih dalam , antara lain :
1. Instrumen penelitian
            Lembar koisioner yang digunakan pada penelitian ini adalah instrumen yang dibuat oleh peneliti sendiri sehingga masi terdapat kekurangan dan kelemahan yang perlu diperbaiki.
2. Pengumpulan data
       Sulitnya mengkaji pasien yang ada di ruangan tersebut secara lengkap karena ibu merasa nyeri dan kontraksi menghadapi persalinan.
3. Pengetahuan peneliti
       Pengetahuan peneliti mengenai penelitian, metodologi penelitian dan teori tentang kecemasan ibu hamil masih kurang dan penelitian ini merupakan pengalaman pertama bagi peneliti.

KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
Dari hasil penelitian tentang “Faktor-Faktor Yang Berhubungan denga Kecemasan Ibu Hamil Menghadapi Persalinan di RSUD Labuang Baji Makassar” yang dilaksanakan pada tanggal 21 Juni sampai 21 Juli 2013 dengan sampel sebanyak 30 orang, sehingga dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.   Ada hubungan antara pengetahuan dengan kecemasan ibu hamil menghadapi persalinan di RSUD Labuang Baji Makassar
2.   Ada hubungan antara umur ibu dengan kecemasan ibu hamil menghadapi persalinan di RSUD Labuang Baji Makassar
3.   Ada hubungan antara paritas dengan kecemasan ibu hamil menghadapi persalinan di RSUD Labuang Baji Makassar
B.   Saran         
1.     Pentingnya memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang manfaat pelayanan kesehatan dan manfaat tenaga penolong persalinan yang pernah melewati jenjang pendidikan formal atau yang telah terlatih.
2.     Pentingnya pelayanan kesehatan yang terjangkau baik dari segi biaya seperti pemberian pelayanan gratis atau diberi keringanan biaya persalinanyang akan lebih memudahkan masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan persalinan.
  1. Penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu bagi peneliti selanjutnya perlu lebih mengembangkan kuisioner, memperluas sampel, dan menggunakan waktu sebaik mungkin sehingga hasil yang didapat lebih berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Wawan. (2011). Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta . Nuha Medika
Fausiah, Siti .(2012).  Buku  Ajar Kepeawatan Maternitas Kehamilan. Vol 1. Jakarta : Kencana
Hailton, Mary. (2011) Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas ( Basic Maternity Nursing). Edisi 6. Jakarta: ESGC
Hanafiah , TM. (2006). Pidato. Perawatan Antenatal dan Penerapan Asam Polat dalam Meningkatkan Kesejatraan Ibu Hamil  dan Janin. Pggb 2006 hanafiah.pdf-Adobe Reader. Diakses 3 april 2013.
Hartono, (2012) Psikologi Konseling. Jakarta : Kencana Prenada Media Goup.
Hidayat , Alimul. Riset Keperawatan dan Teknik Keperawatan Jiwa. Edii 2. Jakarta
Prawirohardjo, Sarwono . Ilmu Kandungan. Edisi Kedua. Jakarta : PT. Bina Pustaka
Prawirohardjo, Sarwono . Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat. Jakarta : PT. Bina Pustaka
Kusumawati, Farida (2009). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta.
Sulistyawati, Ari.(2009) Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta
Manuaba, IAC. (2009) Memehami Kesehatan Reproduksi Wanita.  Jakarta : EGC
Marmi. Internal Care Asuhan Kebidanan Pada Persalinan
Mochtar , Rustam. (2011) Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC


Tidak ada komentar:

Posting Komentar